“Jadi saya melihat program dari Pak Prabowo adalah menginginkan meneruskan program dari Pak Jokowi, terutama di industrialisasi, hilirisasi, dalam rangka menciptakan lapangan kerja yang menengah, lapangan kerja yang banyak, dan meningkatkan jumlah kelas menengah kita," imbuhnya.

Untuk itu, kata Darmono, sangat dibutuhkan satu kebijakan dari Kementerian Pendidikan Perguruan Tinggi dan Ristek ini untuk bagaimana ke depannya bisa mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan road map menuju Indonesia emas di tahun 2045.
Pemilik gelar Dokter Honoris Causa dari Glasgow University di Skotlandia ini berharap agar pemerintah ke depan dapat belajar dari model penerapan lembaga pendidikan di luar negeri.
“Untuk itu saya pikir kita perlu belajar dari luar negeri, bagaimana untuk bisa pertama-tama dari Perguruan Tinggi kita ini daya saingnya ditingkatkan agar kita bisa bersaing di kancah dunia dengan mungkin mendatangkan mahasiswa-mahasiswa asing seperti yang sudah dikerjakan Presidenst University selama 22 tahun terakhir, di mana mahasiswa-mahasiswa asing itu belajar di Indonesia, mereka ngerti mengenai bahasa Indonesia, budaya Indonesia, bagaimana berusaha di Indonesia, dan mempunyai teman-teman Indonesia. Nah, dengan begini akan mempermudah investasi asing masuk ke Indonesia,” ungkap Darmono.
Lebih lanjut ia mengatakan, “Saya kebetulan di bidang kawasan industri mengelola tiga kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri Jababeka di Cikarang yang terbesar di Asia Tenggara, di situ kita mempunyai investor lebih dari 2.000 perusahaan dari 34 negara."
Menurutnya, itu menjadi satu lahan yang sangat bagus untuk didirikannya perguruan-perguruan tinggi internasional di sana. Namun sampai saat ini baru ada dua perguruan tinggi dan dua politeknik di Cikarang.
"Kami berharap ke depan akan lebih banyak lagi di sana, untuk mahasiswa-mahasiswa asing tadi, selain mempermudah investasi asing datang, juga akan membuat anak-anak kita berdaya saing global,” pungkas Darmono.