6 Perbedaan Natal Kristen dan Katolik, Tak Sama Menyikapi Santa Claus

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 12 Desember 2024 | 11:57 WIB
6 Perbedaan Natal Kristen dan Katolik, Tak Sama Menyikapi Santa Claus
Ilustrasi perbedaan Natal Kristen dan Katolik (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perayaan Natal dalam waktu dekat akan tiba. Namun mungkin ada sejumlah orang yang masih bingung apa perbedaan Natal Kristen dan Katolik? Nah untuk mengetahuinya, simak penjelasannya berikut ini.

Diketahui Hari Natal merupakan perayaan hari besar keagaam bagi umat Kristen dan Katolik. Adapun Hari Natal dirayakan setiap tanggal 25 Desember. Dalam kalender Pemerintah, hari tersebut masuk dalam hari libur nasional.

Namun kadang masih ada sejumlah orang yang bingung, apakah Natal Kristen dan Katolik itu sama atau berbeda? Nah untuk lebih jelasnya, yuk simak berikut ini perbedaan Natal Kristen dan Katolik yang dilansir dari berbagai sumber.

Perbedaan Natal Kristen dan Katolik

Perbedaan antara Natal dalam tradisi Kristen dan tradisi Katolik bisa dilihat dari beberapa aspek. Nah berikut adalah beberapa perbedaan utama antara perayaan Natal dalam tradisi Katolik dan Kristen secara umum.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Tempat Wisata Murah di Jogja untuk Liburan Natal 2024

1. Teologi dan Pemahaman tentang Yesus

Bagi umat Katolik, perayaan Natal bukan hanya perayaan kelahiran Yesus, tetapi juga momen yang mendalam untuk mengenang Inkarnasi, yaitu keyakinan bahwa Tuhan menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus.

Dalam perayaan hari Natal, umat Katolik ini sering kali menekankan bahwa peran Bunda Maria adalah sebagai Theotokos (Pembawa Tuhan) dan menghormati peranannya dalam kelahiran Yesus Kristus.

Sedangkan untuk sebagian besar denominasi Kristen non-Katolik (seperti Protestan), meskipun mereka juga merayakan kelahiran Yesus sebagai perwujudan Tuhan di dunia, penghormatan kepada Maria dan peranannya dalam kelahiran Yesus sering kali tidak ditekankan.

Adapun keyakinan umat Kristen Protestan ini fokusnya lebih banyak pada kelahiran Yesus Kristus sebagai Juru Selamat yang datang untuk menebus dosa umat manusia yang ada di dunia.

2. Perayaan Liturgi

Dalam gereja Katolik, perayaan Natal dimulai dengan Misa Malam Natal (Misa Vigil) pada malam 24 Desember dan dilanjutkan dengan Misa pada pagi hari 25 Desember. Liturgi Natal Katolik melibatkan pembacaan bacaan dari Alkitab, nyanyian lagu-lagu rohani dan doa-doa khusus.

Baca Juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 3 Destinasi Wisata di Indonesia yang Bakal Banyak Dikunjungi

Selain itu, perayaan Natal bagi umat Katolik juga biasanya ada perayaan dengan prosesi, termasuk penempatan figur bayi Yesus di dalam kandang, yang mana ini sebuah tradisi yang kuat di banyak gereja Katolik.

Sementara dalam gereja Kristen Protestan, perayaan Natal ini bisa lebih bervariasi. Banyak gereja Protestan yang juga mengadakan kebaktian khusus pada malam Natal, namun mungkin tidak selalu dengan prosesi atau ritual yang sangat terstruktur seperti di gereja Katolik.

Beberapa gereja Kristen Protestan biasanya akan lebih fokus pada pujian-pujian dan khotbah yang membahas tentang kelahiran Yesus, dengan pembacaan Alkitab yang berfokus pada kisah kelahiran Yesus.

3. Penggunaan Simbol dan Tradisi

Dalam gereja Katolik, penggunaan simbol-simbol seperti Patung Kelahiran (Nativity Scene) sangat umum. Gereja Katolik juga memiliki tradisi menghias pohon Natal dan membakar lilin dalam lingkaran Advent menjelang Natal dalam menyambut kedatangan Kristus.

Selain itu, perayaan Natal umat Katolik juga biasanya melibatkan praktik devosi seperti Novena Natal (doa selama sembilan hari sebelum  datangnya perayaan Natal) dan berziarah ke gua kelahiran Yesus Kristus.

Sementara dalam banyak gereja Kristen Protestan, simbol-simbol seperti pohon Natal dan salju sering digunakan, tetapi patung-patung figur atau tradisi devosi seperti Novena mungkin tidak sebanyak dalam tradisi Katolik.

Namun meski demikian, beberapa gereja Protestan juga mengadopsi kebiasaan mengadakan kebaktian Natal, menyanyikan lagu Natal, dan mengadakan acara sosial untuk merayakan kelahiran Yesus.

4. Penyambutan Santa Claus dan Tradisi Natal Lainnya

Dalam tradisi Katolik, Santa Claus atau Sinterklas mungkin lebih dipandang sebagai bagian dari tradisi budaya, tetapi tidak ada kaitannya langsung dengan ibadah agama. Fokus utama tetap pada kelahiran Yesus.

Sedangkan untuk beberapa denominasi Kristen mungkin lebih menekankan pada penghindaran komersialisasi dan budaya sekuler terkait Natal, dan lebih fokus pada makna spiritual kelahiran Yesus Kristus.

Namun, banyak juga gereja Kristen Protestan yang menerima figur Santa Claus atau sinterklas sebagai bagian dari perayaan budaya dan sosial, meskipun tidak menempatkannya pada pusat perayaan keagamaan.

5. Perbedaan dalam Kalender Perayaan

Gereja Katolik merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, tetapi beberapa tradisi Katolik juga memperingati masa Advent (masa penantian empat minggu sebelum Natal) dengan perayaan yang berfokus pada persiapan hati untuk menyambut kelahiran Yesus.

Sedangkan sebagian besar gereja Kristen, termasuk banyak denominasi Protestan, juga merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Namun, ada beberapa gereja yang menggunakan kalender liturgi yang sedikit berbeda. Contohnya, Gereja Ortodoks merayakan Natal pada 7 Januari.

6. Puasa atau Perayaan Natal

Beberapa tradisi umat Katolik mengajarkan puasa ringan atau pengendalian diri selama masa Advent (misalnya tidak makan daging pada hari Jumat), ini merupakan sebagai bagian dari persiapan rohani untuk perayaan Natal.

Sementar banyak gereja Kristen Protestan tidak memiliki praktik puasa atau pengendalian diri yang ketat selama masa Advent, meskipun ada juga yang merayakan Advent dengan merenung dan berdoa.

Demikian ulasan mengenai perbedaan Natal Kristen dan Katolik yang menarik untuk diketahui.

Kontributor : Ulil Azmi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI