Suara.com - Kepercayaan diri adalah pondasi penting bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Kemampuan ini membantu mereka menghadapi tantangan, mengambil risiko, serta percaya pada diri sendiri.
Meski begitu, tanpa disadari, beberapa perilaku orang tua dapat merusak fondasi kepercayaan diri anak. Berikut adalah lima kesalahan yang dapat menghancurkan kepercayaan diri anak dan cara menghindarinya, sebagaimana dilaporkan TimesofIndia, dikutip dari Antara, Senin (13/1/2025).
1. Sering Dikritik dan Kasar
Kritik yang terus-menerus dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam pada anak. Meski niatnya untuk memperbaiki kesalahan, nada kasar atau frekuensi kritik yang terlalu sering justru membuat anak meragukan kemampuannya.
Untuk mencegah hal ini, fokuslah pada umpan balik yang membangun. Misalnya, alih-alih mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” cobalah berkata, “Mari kita cari cara untuk merapikannya bersama-sama.”
2. Membandingkan Anak dengan Orang Lain
Ucapan seperti, “Mengapa kamu tidak seperti saudaramu?” dapat merusak kepercayaan diri anak. Perbandingan ini membuat anak merasa tidak mampu dan bahkan memicu rasa benci terhadap orang yang dijadikan pembanding.
Sebagai gantinya, hargai keunikan anak Anda. Berikan pujian personal, seperti “Saya suka betapa kreatifnya ide-ide kamu.”
3. Perlindungan yang Berlebihan
Terlalu melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan dapat menghambat kemampuan mereka menghadapi tantangan. Anak yang tidak diberi kesempatan untuk melakukan kesalahan cenderung meragukan kemampuan diri sendiri.
Biarkan anak menyelesaikan masalah kecil secara mandiri, seperti mengemas tas sekolah atau menghadapi konflik ringan dengan teman.
4. Mengabaikan Prestasi Anak
Kurangnya pengakuan atas usaha atau pencapaian anak, baik besar maupun kecil, dapat membuat mereka merasa kurang dihargai. Lama-kelamaan, anak mungkin berhenti berusaha karena merasa usahanya tidak penting.
Berikan apresiasi, bahkan untuk hal kecil. Ucapan seperti “Saya bangga padamu karena sudah mencoba!” sangat membantu membangun kepercayaan diri anak.
5. Memberi Label Negatif