Suara.com - Dono Warkop DKI telah meninggal pada 30 Desember 2001. Namun karyanya masih bisa dinikmati sampai sekarang.
Anak-anak Dono juga mendapat hak atas karya tersebut. Indro menceritakan mereka mendapatkan hak ekonomi atas Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) Warkop DKI.
Pemilik nama lengkap Wahyu Sardono itu meninggalkan tiga orang anak, yakni Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono, dan Satrio Sarwo Trengginas.
Ketiganya kini telah berkeluarga dan menjalani karier yang cukup sukses. Lantas, seperti apa sosok ketiga anak Dono, berikut ini profil singkatnya.
Putra pertama Dono ini lahir pada 1980. Dia diketahui merupakan lulusan Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Broadcast.
Andika Aria tak meneruskan jejak sang ayah untuk terjun di dunia hiburan. Namun, mengutip dari akun Linkedin-nya, dia pernah berkarier di sejumlah stasiun televisi.
Jabatannya cukup mentereng, seperti On Air Promotion Producer hingga Head Of On Air Promotion Sect. Terkini, Andika Aria menjadi co-founder PT Ruang Kreativitas Indonesia, sebuah lembaga bimbingan belajar.
Aria telah menikah dengan Ratih Dewi Anggraeny pada September 2021.
Damar merupakan putra kedua Dono yang lahir pada 1986. Dia dikenal sebagai ahli nuklir dan kini bekerja di Jerman.

Latar belakang pendidikannya cukup mentereng. Damar merupakan lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dengan mengambil jurusan Teknik Nuklir. Setelah itu, dia melanjutkan sekolah magisternya di École polytechnique fédérale de Lausanne (EPFL) mengambil jurusan yang sama.
Tidak berhenti di situ, Damar melanjutkan pendidikan doktoralnya di kampus yang dengan mengambil bidang Fisika. Damar lulus dengan memuaskan dan akhirnya magang di Leibstadt Nuclear Power Plant pada tahun 2011.
Karier Damar cukup bagus. Dia pernah bekerja sebagai analis keamanan atau safety analyst di salah satu pembangkit listrik bertenaga nuklir terbesar di Swiss. Kemudian pindah ke kampusnya sebagai peneliti di Laboratory for Reactor Physics and System Behaviour.
Dilihat dari akun Linkedin miliknya, Damar saat ini diketahui bekerja sebagai peneliti di Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf (HZDR), salah satu pusat studi teknologi ternama di Jerman.