Suara.com - Pemerintah dijadwalkan mencairkan Tunjangan Hari Raya (THR) 2025 untuk kelompok Aparatur Sipil Negara (ASN) mencakup Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, dan Polri pada Senin (17/3/2025).
THR sendiri menjadi salah satu komponen pendapatan yang paling ditunggu, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri Pasalnya THR dapat menjadi dana tambahan yang bisa dipakai untuk memenuhi keperluan yang biasanya membengkak saat hari lebaran.
Namun jangan sampai THR tidak dikelola dengan bijak. Selain karena hanya datang satu kali dalam setahun, uang THR seharusnya bisa dimanfaatkan di luar kebutuhan konsumtif, termasuk untuk menabung dan investasi.
![Ilustrasi uang Rupiah. [flickr.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/17/47906-ilustrasi-uang-rupiah-flickrcom.jpg)
Direktur Utama PT Indonesia Fintopia Technology (Easycash), Nucky Poedjiardjo, membeberkan strategi jitu pemanfaatan uang THR secara bijak. Salah satunya adalah mengalokasikan dana THR dengan rasio 40:30:20:10.
Maknanya adalah 40% dana THR digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup, lalu 30% untuk membayar cicilan atau kewajiban finansial lain, 20% untuk investasi masa depan termasuk tabungan, dan 10% sisanya disisihkan untuk zakat atau sedekah.
Saat ini ada banyak produk keuangan yang bisa digunakan untuk menyimpan dan menginvestasikan uang THR. Bahkan dengan kemajuan teknologi, instrumen ini dapat lebih mudah diakses melalui aplikasi perbankan.
Berikut ini adalah rekomendasi produk tabungan dan investasi yang bisa kamu pakai untuk uang THR:
1. Deposito
Tabungan deposito biasanya memiliki tenor tertentu yang dapat dipilih di awal pembukaannya. Nantinya uang THR yang kamu masukkan ke dalam deposito akan dicairkan beserta bunganya saat tanggal jatuh tempo.
Baca Juga: 4 Tips Mengelola THR dengan Bijak, Biar Tidak Cuma 'Numpang Lewat' di Rekening

2. Reksa Dana
Pada dasarnya, investasi reksa dana dapat disesuaikan dengan profil risikomu sebagai nasabah. Terdapat beberapa jenis reksa dana yang bisa dipilih, seperti pasar uang, pendapatan tetap, saham, maupun campuran.
Umumnya, reksa dana pasar uang adalah yang profil risikonya yang palin kecil dan cocok untuk investasi jangka pendek kurang dari setahun. Sedangkan reksa dana saham memiliki risiko lebih besar karena pergerakan nilainya yang cukup fluktuatif, produk ini cocok untuk investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun.
3. Obligasi
Uang akan diinvestasikan pada surat berharga (surat utang), baik yang dimiliki pemerintah maupun korporasi. Nantinya keuntungan dikembalikan kepada investor dalam bentuk kupon, dengan tenor beragam dari 1-5 tahun. Profil risiko investasi ini tergolong moderat.
4. Surat Berharga Negara (SBN)