Punya Sejarah Tersembunyi, Ini 7 Fakta Tradisi Sapu Koin di Indramayu saat Musim Mudik

Jum'at, 28 Maret 2025 | 18:14 WIB
Punya Sejarah Tersembunyi, Ini 7 Fakta Tradisi Sapu Koin di Indramayu saat Musim Mudik
Tradisi Nyapu Koin di Sekitar Jembatan Sewo Indramayu, Pantura (TikTok/edy.ancurtytv)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Memakai sapu dan peralatan khusus

Tradisi menyapu koin tersebut tak sembarang dilakukan lantaran memerlukan sapu khusus. Warga lokal umumnya menyediakan sapu yang bisa dibeli seharga Rp10 ribu tiap buahnya.

Selain sapu, ada beberapa alat seperti ember untuk mengumpulkan koin-koin yang berhasil disapu.

Bisa raup untung hingga setengah juta

Semakin mendekati waktu mudik, maka pengendara yang melewati jalur tersebut dan melempar koin semakin banyak.

Banyaknya pengendara yang lewat menjadi sumber berkat bagi para penyapu koin. Seorang penyapu koin bisa memperoleh keuntungan hingga Rp500 ribu perharinya.

Dilatarbelakangi oleh mitos rakyat

Ada satu mitos rakyat yang membuat para pengendara meyakini bahwa koin yang mereka lempar akan mendatangkan keberuntungan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), tradisi sapu koin muncul karena adanya cerita tentang Saedah dan Saeni.

Baca Juga: Meluber di Stasiun Pasar Senen di Hari Puncak Arus Mudik, Okupansi Pemudik Tembus 107 Persen

Saedah dan Saeni adalah dua figur yang ditakuti oleh masyarakat sekitar. Mereka adalah sepasang pengemis kakak beradik yang menjelma sebagai buaya dan berkeliaran di perairan Jembatan Sewo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI