Memakai sapu dan peralatan khusus
Tradisi menyapu koin tersebut tak sembarang dilakukan lantaran memerlukan sapu khusus. Warga lokal umumnya menyediakan sapu yang bisa dibeli seharga Rp10 ribu tiap buahnya.
Selain sapu, ada beberapa alat seperti ember untuk mengumpulkan koin-koin yang berhasil disapu.
Bisa raup untung hingga setengah juta
Semakin mendekati waktu mudik, maka pengendara yang melewati jalur tersebut dan melempar koin semakin banyak.
Banyaknya pengendara yang lewat menjadi sumber berkat bagi para penyapu koin. Seorang penyapu koin bisa memperoleh keuntungan hingga Rp500 ribu perharinya.
Dilatarbelakangi oleh mitos rakyat
Ada satu mitos rakyat yang membuat para pengendara meyakini bahwa koin yang mereka lempar akan mendatangkan keberuntungan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), tradisi sapu koin muncul karena adanya cerita tentang Saedah dan Saeni.
Baca Juga: Meluber di Stasiun Pasar Senen di Hari Puncak Arus Mudik, Okupansi Pemudik Tembus 107 Persen
Saedah dan Saeni adalah dua figur yang ditakuti oleh masyarakat sekitar. Mereka adalah sepasang pengemis kakak beradik yang menjelma sebagai buaya dan berkeliaran di perairan Jembatan Sewo.