Pada perayaan khusus seperti Malam Paskah (Vigili Paskah) dan Minggu Paskah, penggunaan warna emas menjadi penegasan bahwa kebangkitan Kristus adalah peristiwa terbesar dalam sejarah keselamatan.
Perbedaan dengan Warna Liturgi Masa Lain
Untuk memahami lebih dalam makna warna liturgi Paskah, penting juga melihat perbedaannya dengan warna pada masa liturgi lainnya:
- Ungu: digunakan selama masa Pra-Paskah (Masa Prapaskah), yang merupakan masa pertobatan dan refleksi.
- Merah: digunakan pada Jumat Agung untuk melambangkan darah Kristus, juga pada Hari Pentakosta sebagai simbol Roh Kudus.
- Hijau: digunakan selama masa biasa (ordinary time) untuk melambangkan kehidupan dan pertumbuhan rohani.
Dengan demikian, warna putih dan emas pada masa Paskah menjadi kontras yang kuat terhadap ungu dan merah dari masa sebelumnya, menandai transisi dari penderitaan menuju kemenangan.
Warna liturgi Paskah tidak hanya menjadi elemen dekoratif dalam ibadah semata, tetapi juga sarat akan makna teologis. Putih melambangkan kebangkitan, kesucian, dan terang Kristus, sedangkan emas menggambarkan kemuliaan dan kebesaran Allah. Kehadiran kedua warna ini dalam perayaan Paskah memperdalam makna rohani bagi umat, mengingatkan mereka akan harapan baru dan kehidupan kekal yang dijanjikan melalui kebangkitan Yesus.
Dengan memahami simbolisme warna liturgi, tentunya umat Kristiani dapat semakin menghayati setiap momen dalam perayaan iman mereka. Mari kita rayakan Paskah dengan penuh sukacita, terang, dan semangat kebangkitan, seraya membiarkan makna warna-warna liturgi menyentuh hati dan memperbarui hidup kita.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama