Suara.com - Ketika sebagian besar pedagang bakso di kota-kota besar masih setia mendorong gerobak atau minimal menggunakan motor roda tiga, warga di Kalimantan justru melangkah lebih jauh atau bisa dibilang, lebih “maju.”
Viral di media sosial, sebuah video berdurasi 15 detik diunggah akun X @pdfperjuangan, menampilkan seorang pedagang bakso keliling yang menggunakan mobil Avanza.
Bukan sekadar untuk mengangkut dagangan, tapi bagian belakang mobilnya telah dimodifikasi menjadi “angkutan gerobak bakso” yang bisa dilipat dan dicantolkan. Kreatif? Sudah pasti. Efisien? Bisa jadi. Unik? Jelas banget.
Saat itu, pedagang bakso tersebut terlihat berhenti di wilayah perkampungan dengan latar belakang rumah-rumah sederhana. Terlihat beberapa pembeli yang merupakan ibu-ibu dan anak-anak mengantre.
Bahkan ada seekor anjing dan ayam berkeliaran di sekitar, menambah nuansa khas perdesaan Kalimantan yang tenang namun penuh dinamika.
Pemandangan unik itu pun lantas ramai-ramai mendapatkan perhatian dari netizen hingga memberikan berbagai komentarnya, mulai dari kagum sampai heran.
Banyak juga yang menjelaskan berbagai kondisi Kalimantan yang membuat daerah ini terlihat unik daripada yang lain. Tentu saja membuat banyak orang kian penasaran.
Akun @fann**** menulis, “Yang masih bilang naik babsky, aku beberapa kali ke Kalimantan manapun kebanyakan mobilnya Pajero, dan Pajero buat ngetrail jalanan mendaki gunung lewati lembah yang berlumpur itu.”
Komentar ini cukup menggambarkan betapa medan di Kalimantan bukan main-main. Jalanan bisa berlumpur, tanjakan curam, dan kondisi yang nggak bisa dianggap enteng. Jadi wajar kalau mobil pribadi—bahkan SUV tangguh seperti Pajero—sudah jadi kebutuhan dasar.
Baca Juga: 7 Mobil Bekas Harga di Bawah 150 Jutaan per April 2025: Sekelas Brio Minggir Dulu
Lalu ada komentar dari @ano**** yang nyeleneh tapi cukup menggugah imajinasi, “Soalnya kalo naik motor bahaya diterkam macan brodiii.”
Walau dibumbui humor, ini menyentil kenyataan bahwa di beberapa wilayah pedalaman, keamanan dan kondisi alam jadi pertimbangan serius dalam memilih moda transportasi.
Di sisi lain, muncul pertanyaan ekonomis dari @litt****: “Dia masih dapet profit ga sii, bensin mobil begitu?” Memang, menggunakan mobil tentu punya konsekuensi biaya yang tidak kecil.
Tapi jika dibandingkan dengan kecepatan, daya angkut, dan kemampuan menjangkau lebih banyak pelanggan dalam waktu lebih singkat, bisa jadi si pedagang sudah menghitung matang-matang potensi untungnya. Belum lagi, kenyamanan saat hujan atau panas terik—mobil jadi solusi praktis.
Yang paling menarik adalah komentar dari @sou****. “Di Kalimantan tuh udh biasa mobil (bukan pickup) dipake jualan sayur, es cendol, bekal serba 10k, nasi pecel, nasi kuning. Tapi baru kali ini aku liat mobil dipake jualan pentol segerobak-gerobaknya ikut dicantolin.”
Ini menggambarkan bahwa mobil sebagai sarana jualan di Kalimantan bukan hal baru, tapi cara mereka memodifikasi dan mengakali kebutuhan jualan memang patut diacungi jempol.