Suara.com - Publik mengenang kiprah seniman Hamzah Sulaiman semasa hidupnya yang berhasil memperkenalkan budaya Jawa, khususnya Yogyakarta kepada dunia luar.
Seniman yang menyandang gelar dari Kraton Yogyakarta Kanjeng Mas Tumenggung Hamijinindyo ini namanya melejit berkat tokoh Raminten.
Melalui nama Raminten, Hamzah memerankan seorang perempuan berbusana Jawa lengkap yang punya aura 'galak' tetapi berwibawa.
Tokoh Raminten terpampang di berbagai bisnis Hamzah Sulaiman, dari The House of Raminten, dan berbagai lini usaha lainnya.
Raminten menjadi tokoh yang membantu Hamzah memperkenalkan pesona dari budaya Jawa tak hanya ke masyarakat lokal namun juga mancanegara.
Pasalnya, The House of Raminten dan Hamzah Batik kerap dikunjungi oleh pelancong dari luar negeri yang turut datang ke Yogyakarta untuk mempelajari budaya Jawa melalui pertemuan mereka dengan sosok Raminten.
Nama 'Raminten' ternyata mengandung segudang sejarah yang membawa Hamzah Sulaiman kepada puncak kesuksesannya.
Mari simak bersama alasan dan asal usul nama Raminten yang dipilih Hamzah.
Raminten diambil dari peran Hamzah Sulaiman kala manggung
Baca Juga: Mengenal Cabaret Raminten, Pertunjukan Cross Dress Yogyakarta Ciptaan Hamzah Sulaiman
Mengutip laman resmi Raminten, asal usul nama Raminten tak lepas dari perjalanan karier Hamzah Sulaiman sebagai seorang pengamat dan praktisi budaya Jawa.
Hamzah Sulaiman sebagai seorang pencinta seni sempat menjadi seorang aktor panggung. Sebelumnya, ia turut menjalankan sektor bisnis dari orang tuanya, yakni Mirota Batik yang kini menjadi Hamzah Batik.
Hamzah Sulaiman usut punya usut adalah putra dari salah satu pendiri Mirota Grup, yakni Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yuniati (Nyoo Tien Nio).
Seniman asal Yogyakarta ini sempat manggung kala rehat dari dunia bisnis. Ia berkesempatan untuk tampil di acara ketoprak komedi berjudul Pengkolan yang tayang di stasiun televisi lokal Yogyakarta.
Hamzah kala itu memerankan seorang wanita berbusana Jawa bernama Raminten. Sontak, Hamzah akhirnya identik dengan peran Raminten tersebut dan membawa tokoh tersebut untuk mempromosikan lini bisnisnya.
Melalui tokoh Raminten, lahir The House of Raminten yang terletak di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tokoh Raminten terpajang di depan restoran The House of Raminten yang menyambut para pelancong dari penjuru dunia.
Setelah disambut oleh Raminten, pengunjung restoran akan dipersilakan duduk, baik lesehan maupun duduk di berbagai kursi bernuansa tradisional yang ada di The House of Raminten.
Pengunjung dapat memilih segudang menu yang disajikan oleh restoran, meliputi berbagai hidangan tradisional Jawa seperti nasi kucing dan aneka ragam olahan es yang segar.
The House of Raminten juga memperkenalkan berbagai wujud budaya Jawa dari batik hingga tarian tradisional.
Adapun setiap hari Jumat di waktu makan siang, pengunjung dapat melihat pertunjukan tari tradisional Jawa. Selain itu, ada area membatik di restoran yang dapat disaksikan oleh pengunjung.
Hamzah juga membawa tokoh Raminten ke Hamzah Batik (sebelumnya Mirota Batik). Hamzah Batik menjadi salah satu toko oleh-oleh di kawasan pedestrian Malioboro yang menawarkan segudang cindera mata dan kain batik untuk menjadi buah tangan bagi para wisatawan.
Tokoh Raminten juga ada di berbagai sudut Hamzah Batik sebagai ikon utama dari toko batik milik Hamzah Sulaiman tersebut.
Terakhir, ada ”Raminten Cabaret Show” yang merupakan pertunjukan seni besutan Hamzah Sulaiman yang dapat disaksikan di lantai 3 toko Hamzah Batik.
Wafatnya sosok perintis tokoh Raminten
Kepergian Hamzah Sulaiman turut dikenang oleh para pegiat budaya lokal. Hamzah meninggalkan warisan berupa tokoh Raminten yang sukses mendongkrak budaya Jogja di mata dunia.
Pihak The House of Raminten mengumumkan kepulangan Hamzah pada Kamis (24/4/2025). Hingga kini, tak diketahui secara pasti mengapa Hamzah tutup usia pada 75 tahun.
Kontributor : Armand Ilham