Sementara itu, antiperspiran ternyata masuk dalam kategori obat yang produksi dan pemakaiannya tentu harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada suatu negara.
Cara kerja mereka yang berbeda terhadap kelenjar keringat juga memberikan hasil yang berbeda.
Lantaran deodoran tidak menyumbat pori-pori, maka keringat akan tetap diproduksi oleh tubuh sehingga tidak jarang seseorang yang sudah memakai deodoran akan tetap merasa ketiaknya basah.
Dengan perbedaan cara kerja ini, umumnya deodoran berfungsi untuk melindungi dari bau dan membantumu untuk tetap segar sepanjang hari. Sementara itu, antiperspiran berfungsi melindungimu dari keringat dan bau.
Untuk penggunaannya, tentu harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Jika kamu cenderung mudah berkeringat, antiperspiran adalah produk yang lebih cocok untuk digunakan.
Tips Atasi Keringat Berlebih

Meskipun keringat memang secara normal diproduksi oleh tubuh untuk membantu menjaga keseimbangan cairan dan suhu, keringat yang berlebihan disebut-sebut sebagai pemicu timbulnya bau badan.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Keringat sendiri sejatinya tidak berbau, tetapi saat sudah bercampur dengan bakteri di kulit terutama bakteri yang memecah lemak dan protein dalam keringat, maka akan menghasilkan bau badan yang kurang sedap.
Karena itulah, selain memakai antiperspiran atau deodoran untuk membantumu tetap wangi dan segar sepanjang hari, tidak ada salahnya juga untuk mengetahui cara-cara mengatasi keringat berlebih.
Baca Juga: Efek Blunder Sastra Silalahi: Fans Timnas Boikot Deodoran, Beralih ke Tawas! Apa Manfaatnya?
Beberapa caranya termasuk menghindari makanan pedas dan minuman beralkohol, memakai baju tipis yang menyerap keringat, serta memilih pakaian yang longgar dan nyaman.
Selain itu, cobalah untuk memakai kaos kaki demi menghindari timbulnya bau tidak sedap di kaki, serta rutin mengganti sepatu. Beberapa tips lain seperti mengendalikan stres, berhenti merokok, serta menjaga berat badan ideal.