Satria membandingkan petinggi sekte tersebut seperti Walid di serial Bidaah karena memegang kendali yang besar dalam pondok yang berakhir menjadi sekte itu.
"Dia (orang dari Sumatera) punya visi besar untuk membuat orang di pondok itu, yang kita sebut dalam series B sebagai W untuk terkenal," papar Satria.
Tak berhenti di situ, sosok tokoh tersebut juga membantu sang petinggi pondok untuk mengembangkan infrastruktur seperti pabrik untuk menjamin kehalalan makanan di pondok.
Satria mulai cium kecurigaan: Ajaran sosok A diselewengkan
Tokoh A yang mempelopori jemaah tersebut sebenarnya memperkenalkan ajaran Islam yang sesuai dengan syariat.
Jemaah yang diikuti Satria juga sebenarnya berupa jemaah zikir. Satria telah bergabung dalam jemaah tersebut sejak 2001.
"Kami sebenarnya berupa jemaah zikir. Awalnya seperti itu. Saya bergabung pada tahun 2001 atas permintaan orang tua saya," beber Satria.
Tokoh A akhirnya sempat ditangkap karena tuduhan membuat negara dalam negara dan juga disiksa. Satria membeberkan bahwa setelah A mengalami sakit dan disiksa, pondok tersebut diambil alih kepemimpinannya oleh para bawahan.
Melalui para bawahan tersebut, ajaran-ajaran menyimpang akhirnya muncul.
Baca Juga: Respons Produser Bidaah Soal Karakter Walid yang Viral di Indonesia
Terjadi pesta seks di tengah jemaah