suara hijau

Cegah Stunting Sekaligus Jaga Lingkungan: Edukasi PHBS Jadi Kunci di Gunungkidul

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 20 Mei 2025 | 12:24 WIB
Cegah Stunting Sekaligus Jaga Lingkungan: Edukasi PHBS Jadi Kunci di Gunungkidul
Ilustrasi rumah hijau, rumah ramah lingkungan (Photo by Tom Fisk/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya menurunkan angka stunting di Indonesia tidak lagi hanya fokus pada pemberian makanan bergizi. Di lapangan, pendekatan holistik yang mengintegrasikan perbaikan sanitasi, kebersihan, dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terbukti membawa dampak besar.

Salah satu contohnya adalah program kolaborasi antara Habitat for Humanity Indonesia dan Herbalife Family Foundation yang berlangsung di Desa Kedungkeris, Kecamatan Ngilipar, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Program ini mengusung pendekatan komprehensif untuk mencegah stunting melalui pembangunan rumah sehat, akses air bersih dan sanitasi, hingga pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat. Edukasi kesehatan ini sekaligus membuka mata bahwa pencegahan stunting juga menyangkut lingkungan tempat anak-anak tumbuh.

"Dengan menyediakan akses ke perumahan yang aman dan sehat, air bersih dan sanitasi, serta pendidikan kesehatan yang penting, kami memberdayakan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak-anak mereka," kata Abraham Tulung, General Manager Resource Development Habitat for Humanity Indonesia.

Stunting Tak Lepas dari Lingkungan yang Tidak Sehat

Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya. Menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021, sekitar 24% atau 5,33 juta balita di Indonesia mengalami stunting.

Namun, masalah ini tak hanya soal kurang makan. Dokumen UNICEF Guine Bissau 2017 menegaskan bahwa banyak penelitian menunjukkan hubungan kuat antara sanitasi, air bersih, dan angka stunting.

Tanpa akses air yang aman dan kebersihan lingkungan, anak-anak lebih rentan terserang diare berulang, infeksi parasit, hingga penyakit kronis usus yang berdampak langsung pada penyerapan gizi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 50% kasus malnutrisi berhubungan dengan infeksi akibat air dan sanitasi buruk. Cacingan yang ditularkan lewat tanah adalah salah satunya.

Baca Juga: Suara Kidung dari Lereng Slamet: Merapal Doa, Merawat Keseimbangan Bumi

Parasit ini menyerang anak-anak dan menyebabkan anemia, lemas, hingga hambatan perkembangan kognitif. Saat ini, diperkirakan dua miliar orang di dunia terinfeksi parasit tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI