Suara.com - Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, pengalaman akademik yang gemilang saja tidak lagi cukup.
Lebih dari sekadar nilai, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, dan kemauan untuk berkolaborasi yang diasah di ranah non-akademik, justru menjadi penentu keberhasilan di lingkungan profesional.
Laman resmi University of the People, Amerika Serikat, menjabarkan saat ini dunia kerja menuntut individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dan memiliki soft skill yang mumpuni.
Keterlibatan dalam berbagai kegiatan di luar perkuliahan menjadi "laboratorium" nyata untuk mengembangkan kemampuan tersebut.
Dari sini, seseorang dapat belajar mengatasi tantangan, berinteraksi dengan beragam individu, hingga mengasah kepedulian terhadap sesama – kualitas-kualitas yang tak ternilai dan sangat dibutuhkan dalam menjalani profesi di masa depan.

Hal ini dibuktikan oleh Josephus Regaldo Lake, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH), yang menyita perhatian dalam momen Wisuda UPH 2025 berkat rekam jejaknya dalam kegiatan non-akademik.
Josephus dinobatkan sebagai peraih Student Engagement Program (SEP) Point tertinggi di kampus utama UPH, dengan total 10.909 poin. Bukan sekadar angka, capaian ini mencerminkan dedikasinya dalam berbagai kegiatan sosial dan pengabdian kepada masyarakat selama masa kuliah.
Baginya, pengalaman ini bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi penting dalam membentuk karakter seorang profesional, khususnya dalam dunia medis.
“Jangan takut untuk eksplorasi. Ikuti berbagai kegiatan yang akan sangat bermanfaat ketika kita memasuki dunia kerja. Semua pengalaman itu akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih siap dan tangguh,” pesan Josephus, dalam keterangan resmi Wisuda UPH 2025 yang diterima Suara.com, Kamis (22/5/2025).
Baca Juga: Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja
Testimoni Josephus menjadi relevan di tengah arus kebutuhan industri yang kini tidak hanya mencari kandidat dengan nilai akademik tinggi, tetapi juga mereka yang memiliki soft skill unggul, kepedulian sosial, serta kemampuan beradaptasi dalam tim lintas disiplin.
Keterlibatannya dalam berbagai program sosial telah membentuk sensitivitas dan empatinya—dua kualitas yang esensial bagi seorang dokter, dan pada dasarnya bagi siapa pun yang ingin bekerja dengan manusia, bukan hanya untuk sistem.
Bagi Josephus, kuliah bukan hanya soal teori dan praktikum, tetapi juga soal belajar menjadi manusia yang lebih utuh.
Wisuda UPH 2025 yang digelar pada 15–16 Mei di Grand Chapel Kampus Lippo Village, Tangerang, mengusung tema “A Mind of Excellence” dan melepas 1.921 lulusan dari berbagai jenjang dan fakultas.
Dalam acara tersebut, selain merayakan keberhasilan akademik, UPH juga menegaskan pentingnya pengembangan karakter dan integritas sebagai bekal utama menghadapi dunia kerja yang sarat tantangan.
Rektor UPH, Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., menyampaikan kebanggaannya terhadap lulusan UPH yang menunjukkan prestasi tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di masyarakat luas.