Mengapa Surat Ar-Rahman Sering Dijadikan Mahar Pernikahan? Ini Alasannya

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 27 Mei 2025 | 11:32 WIB
Mengapa Surat Ar-Rahman Sering Dijadikan Mahar Pernikahan? Ini Alasannya
Ilustrasi al quran, surah Ar Rahman (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahar atau mas kawin merupakan salah satu syarat sah dalam pernikahan menurut ajaran Islam. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari harta benda hingga pengajaran ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Surat Ar-Rahman bukan hanya menjadi pilihan karena keindahan lafaznya, tetapi juga karena makna mendalam yang terkandung di dalamnya. 

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena menjadikan surat Ar-Rahman sebagai mahar pernikahan semakin banyak ditemui di masyarakat. Dengan menjadikannya sebagai mahar, pasangan pengantin tidak hanya menunjukkan kesederhanaan dan ketulusan, tetapi juga niat untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang selalu berlandaskan syukur dan kasih sayang.

Lantas, mengapa surat ini begitu istimewa hingga kerap dipilih sebagai simbol pengikat janji suci?

1. Surat Ar-Rahman Dijuluki “Pengantin Al-Qur’an”

Salah satu alasan utama mengapa surat Ar-Rahman sering dijadikan mahar adalah karena keistimewaannya dalam Al-Qur’an. Surat ini dikenal sebagai “Pengantin Al-Qur’an” karena keindahan bahasanya dan kandungan maknanya yang mendalam.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Segala sesuatu ada pengantinnya, dan pengantin Al-Qur’an adalah Surah Ar-Rahman.” (HR. Baihaqi)

Julukan ini menggambarkan betapa mulianya surat Ar-Rahman di antara surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an. Tak heran jika banyak pasangan yang ingin menjadikan surat ini sebagai bagian dari perjalanan suci mereka.

Baca Juga: Pernikahan Dini di Lombok Viral: LPA Kecam, Orang Tua Terancam Efek Jera!

2. Sarat Makna dan Penuh Pengingat tentang Nikmat Allah

Surat Ar-Rahman secara keseluruhan berisi tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada manusia dan jin. Dalam surat ini, terdapat satu ayat yang diulang sebanyak 31 kali, yakni:

“Fabiayyi aalaa’i rabbikuma tukazzibaan”. [Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?]

Pengulangan ayat ini menjadi pengingat kuat akan pentingnya bersyukur atas setiap karunia yang diberikan oleh Allah. Bagi pasangan yang baru menikah, ayat ini menjadi pengingat bahwa pernikahan itu sendiri adalah salah satu bentuk nikmat yang harus dijaga dan disyukuri.

Surat Ar-Rahman bukan hanya indah secara redaksi, tetapi juga kaya akan makna yang bisa menjadi refleksi dalam kehidupan rumah tangga.

3. Sederhana Namun Bernilai Tinggi

Islam tidak pernah membatasi bentuk mahar. Bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan, Rasulullah SAW pernah menikahkan sahabatnya dengan mahar berupa pengajaran beberapa ayat Al-Qur’an. Oleh karena itu, menjadikan hafalan atau pengajaran surat Ar-Rahman sebagai mahar bukanlah hal yang baru.

Mengutip dari laman kalteng.kemenag.go.id, Kepala KUA Pahandut, H. Muhammad menerangkan bahwa mahar atau mas kawin dalam syari`at bukan merupakan harga beli dari seorang wanita.

Bahasa qur'an memberikan isyarat bahwa mahar pada hakikatnya dimaksudkan untuk memuliakan perempuan bukan untuk ukuran kemuliaan perempuan seperti dalam tradisi jahiliah.

Fenomena ini juga mencerminkan kesadaran pasangan muda untuk menjalani kehidupan pernikahan yang lebih sederhana, namun tetap bermakna. Bagi mereka, mahar bukan soal mewah atau mahal, tapi lebih pada niat tulus dan keberkahan yang dibawa.

4. Menjadi Landasan Spiritual dalam Rumah Tangga

Selain sebagai simbol syukur dan kesederhanaan, surat Ar-Rahman juga mengandung nilai-nilai spiritual yang bisa dijadikan pegangan dalam membina rumah tangga. Nilai kasih sayang, pengingat akan nikmat, dan keindahan ciptaan Allah adalah pesan utama dari surat ini.

Pasangan yang menjadikan surat Ar-Rahman sebagai mahar biasanya ingin membangun rumah tangga dengan fondasi yang kuat secara spiritual. Mereka berharap, setiap kali membaca atau mendengarkan surat ini, mereka akan diingatkan kembali pada niat suci pernikahan dan komitmen yang telah mereka ikrarkan.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(Surat Ar-Rahman, diulang sebanyak 31 kali).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI