suara hijau

Di Bali, Energi Matahari Jadi Modal Bangun Pariwisata Berkelanjutan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 27 Mei 2025 | 14:51 WIB
Di Bali, Energi Matahari Jadi Modal Bangun Pariwisata Berkelanjutan
Swiss-BelResort Pecatu mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Bali. (Dok. Swiss-BelResort)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pariwisata dan keberlanjutan kini tak bisa lagi berjalan di jalur yang terpisah. Dalam menghadapi krisis iklim global, industri pariwisata dituntut untuk tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga solusi.

Dari penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan hingga pengelolaan limbah yang lebih baik, tren hotel dan resor kini mulai beralih ke praktik hijau, dan salah satu yang paling menjanjikan adalah pemanfaatan energi matahari.

Di negara tropis seperti Indonesia, sinar matahari adalah sumber daya alam yang melimpah namun masih belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, teknologi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), khususnya PLTS atap, kini semakin mudah diakses dan efisien.

Bagi industri perhotelan, penggunaan PLTS bukan hanya menghemat biaya energi, tetapi juga mengurangi emisi karbon secara signifikan dan memperkuat citra sebagai pelaku bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

PLTS juga menjadi solusi ideal untuk hotel dan resor yang berada di lokasi terpencil atau kawasan wisata yang belum sepenuhnya terjangkau infrastruktur energi konvensional.

Dengan memanfaatkan energi matahari, hotel dapat mandiri secara energi sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi berbasis fosil seperti diesel, yang tidak hanya mahal tetapi juga mencemari lingkungan.

Swiss-BelResort Pecatu: Langkah Hijau dari Jantung Pariwisata Bali

Salah satu contoh konkret dari pergeseran ini adalah langkah yang diambil oleh Swiss-BelResort Pecatu, resor bintang empat yang berlokasi di kawasan eksklusif Pecatu Indah Resort, Bali Selatan. Pada Mei 2025, resor ini meresmikan pengoperasian PLTS atap, menjadikannya pelopor di jaringan Swiss-Belhotel International dalam penggunaan energi terbarukan.

Dikerjakan bersama perusahaan energi terbarukan Xurya Daya Indonesia, sistem PLTS atap ini diperkirakan menghasilkan 246.316 kWh energi bersih per tahun dan mampu mengurangi emisi karbon hingga 220.207 kilogram per tahun, setara dengan penanaman hampir 3.000 pohon. Langkah ini bukan hanya efisien, tapi juga sangat simbolis: bahwa dunia perhotelan bisa menjadi ujung tombak dalam transisi energi bersih.

Baca Juga: Bali United Resmi Datangkan Pelatih PEC Zwolle, Asistennya Rekomendasi Alex Pastoor

"Sebagai bagian dari industri pariwisata, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk mendukung transisi menuju energi bersih dan mewujudkan pariwisata hijau di Bali," ujar Ricky Teguh Utama Argawa, President Director PT Tujuh Havenindo Hotel yang menaungi Swiss-BelResort Pecatu.

Sejalan dengan Agenda Bali Mandiri Energi

Langkah Swiss-BelResort Pecatu ini sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Bali melalui Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 5 Tahun 2022 yang mendorong sektor pariwisata beralih dari energi fosil ke energi terbarukan. Provinsi Bali sendiri memiliki potensi energi surya mencapai 22 GW, dengan potensi PLTS atap sebesar 3,3 hingga 10,9 GW. Namun, realisasi pemanfaatannya hingga saat ini masih sangat rendah.

Dengan mengadopsi PLTS, Swiss-BelResort Pecatu tidak hanya mendukung target Bali Mandiri Energi, tetapi juga menjadi contoh bahwa sektor swasta dapat mengambil peran nyata dalam transformasi energi Indonesia.

Menginspirasi Industri Perhotelan

Penggunaan PLTS atap memberikan banyak keuntungan bagi hotel: efisiensi energi, pengurangan emisi, hingga peningkatan daya tarik bagi wisatawan yang sadar lingkungan. Bahkan dalam jangka panjang, hal ini bisa menjadi nilai jual yang kuat dalam industri pariwisata global yang semakin hijau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI