Suara.com - Budaya kuliner Korea semakin mendapat tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Menurut survei yang dilakukan YouGov pada tahun 2024, lebih dari 60% Gen Z Indonesia menyatakan ketertarikan untuk mencoba makanan Korea.
Bahkan, satu dari tiga responden menganggap ramen instan Korea sebagai simbol eksplorasi rasa yang mencerminkan gaya hidup modern dan terbuka terhadap budaya luar.
Temuan ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Korean wave tidak hanya dalam musik dan drama, tetapi juga dalam hal selera makan. Indonesia sendiri merupakan salah satu pasar terbesar dunia dalam konsumsi ramen instan.
Data dari World Instant Noodles Association (WINA) pada tahun 2024 mencatat lebih dari 14 miliar porsi ramen instan dikonsumsi masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa ramen bukan hanya makanan praktis, tapi sudah menjadi bagian dari pola konsumsi harian masyarakat, terutama generasi muda yang dinamis dan serba cepat.
Di tengah tren ini, nama Samyang telah lama dikenal sebagai pelopor ramen Korea yang menghadirkan sensasi pedas ekstrem. Varian legendarisnya, Hot Chicken Flavor Ramen (Buldak), bahkan telah menjadi semacam ikon kuliner pop culture, dikenal luas di berbagai belahan dunia dan menjadi tantangan makan pedas yang viral di media sosial.
Namun kini, Samyang tidak berhenti pada sensasi pedas semata. Menjawab tren selera konsumen Indonesia yang semakin eksploratif dan menyukai cita rasa baru yang lebih kompleks, Samyang Foods Indonesia (SFI) baru-baru ini meluncurkan dua varian inovatif, Samyang ROSÉ dan Samyang Quattro Cheese.
Kehadiran kedua varian ini menjadi bagian dari strategi Samyang untuk terus relevan di tengah perubahan selera generasi muda, sekaligus menunjukkan komitmennya terhadap pasar Indonesia.
Eunsan Jeong, Presiden Direktur Samyang Foods Indonesia, mengungkapkan bahwa pihaknya melihat Indonesia bukan hanya sebagai pasar, tetapi sebagai tempat di mana Samyang bisa tumbuh bersama komunitas yang kreatif dan ekspresif.
“Konsumen Indonesia, khususnya Gen Z dan milenial, sangat terbuka terhadap tren dan pengalaman rasa baru. Melalui dua varian terbaru yang kami hadirkan, kami menggabungkan cita rasa pedas tradisional Korea dengan sentuhan modern yang eksploratif,” ujar Jeong.
Baca Juga: Ulasan Nocturnal, Film Korea Super Mencekam yang Bikin Penasaran
Samyang ROSÉ, misalnya, mengambil inspirasi dari saus pasta rosé ala Italia, yang merupakan perpaduan antara saus tomat dan krim. Varian ini menawarkan rasa pedas yang lebih ringan, dengan tekstur creamy dan lembut, cocok bagi mereka yang menyukai rasa yang kaya namun tidak terlalu menyengat.
Sementara itu, Samyang Quattro Cheese menghadirkan sensasi keju berlapis dari empat jenis keju premium, Mozzarella, Cheddar, Gouda, dan Camembert. Rasa gurih dan cheesy yang intens tetap dipadukan dengan ciri khas pedas ala Samyang, menjadikannya pilihan menarik bagi para pecinta keju.
Bukan hanya soal rasa, pendekatan Samyang juga memperlihatkan sensitivitas terhadap dinamika sosial dan budaya lokal. Dalam upaya membangun hubungan jangka panjang dengan masyarakat, Samyang aktif dalam kegiatan sosial melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Salah satunya adalah kolaborasi dalam acara “Korean Culture Day” bersama King Sejong Institute Jakarta, yang tidak hanya mempromosikan budaya Korea, tetapi juga mendukung pendidikan melalui pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi.
“Kami percaya bahwa produk yang kami hadirkan tidak hanya memberikan kenikmatan rasa lintas budaya, tetapi juga dapat menciptakan koneksi lintas komunitas dan generasi,” kata Eunsan Jeong menambahkan.
Peluncuran varian baru ini pun menjadi lebih dari sekadar strategi bisnis. Ia menjadi refleksi dari bagaimana makanan bisa menjadi medium pertukaran budaya, sarana ekspresi gaya hidup, dan pengikat hubungan emosional antara merek dengan konsumennya.