Teknologi AI membuka peluang personalisasi yang lebih dalam. Dari analisis kulit secara real-time, rekomendasi produk otomatis, hingga virtual try-on, tren ini menunjukkan bagaimana kecanggihan teknologi bisa membuat perawatan kulit semakin cerdas dan efektif.
5. Produk Fermentasi dan Probiotik (15%)
Bahan fermentasi dan probiotik makin diminati karena dipercaya memperkuat skin barrier dan membantu meredakan masalah kulit seperti jerawat dan iritasi. Menariknya, tren ini lebih populer di kalangan pria dan konsumen dari Pulau Sumatera.
6. Vegan dan Cruelty-Free Skincare (11%)
Produk tanpa kandungan hewani dan tidak diuji pada hewan menjadi pilihan utama bagi mereka yang menerapkan gaya hidup vegan.
Selain itu, meningkatnya kepedulian terhadap kesejahteraan hewan turut memperkuat tren ini dalam industri kecantikan.
Indah Tanip menambahkan, “Meskipun tren bisa berubah, pola yang muncul menunjukkan bahwa konsumen skincare muda makin cerdas dan selektif. Mereka bukan hanya mengikuti arus, tapi benar-benar peduli terhadap apa yang mereka gunakan.”
Ia menegaskan pentingnya para pelaku industri untuk terus berinovasi secara relevan—bukan hanya secara teknologi, tapi juga menyentuh nilai-nilai emosional dan sosial konsumen.
Kesimpulannya, tren skincare masa depan akan lebih dari sekadar beauty goal. Bagi milenial dan Gen Z, pilihan skincare kini juga menjadi representasi nilai hidup, gaya, dan kesadaran sosial.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Serum untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Efektif Atasi Kerutan dan Garis Halus
Maka tak heran jika produk-produk yang mampu menggabungkan teknologi, efektivitas, dan nilai-nilai etis akan terus memimpin pasar dalam beberapa tahun ke depan.