Indonesia Mampu Bersaing di Tingkat Global, Ini 5 Anak Muda yang Masuk Harvard University

Selasa, 10 Juni 2025 | 09:35 WIB
Indonesia Mampu Bersaing di Tingkat Global, Ini 5 Anak Muda yang Masuk Harvard University
Lima anak muda Indonesia berhasil masuk ke Harvard University. (Dok: Containder)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menempuh pendidikan tinggi merupakan impian bagi banyak orang. Indonesia memiliki banyak universitas terbaik yang telah mendapat pengakuan internasional, namun tak dipungkiri bahwa masuk perguruan tinggi di luar negeri merupakan kebanggan tersendiri.

Lima anak muda Indonesia ini ternyata mampu menaklukan kampus dengan peringkat ke-3 terbaik di dunia. Siapa sajakah mereka?

1. Billy Mambrasar - Putra Papua Pertama yang lulus Harvard University

Dengan hidup dari latar belakang miskin di Papua, ayahnya seorang guru honorer dan ibunya penjual kue justru membuat dirinya semangat untuk menempuh pendidikan sampai menjadi alumnus Harvard University dengan menempuh studi Human Development & Psychology di Harvard. Dalam kesempatan ini pula, Billy menceritakan betapa senang dan haru kedua orang tuanya saat bisa langsung menyaksikan puteranya diwisuda.

Selain Harvard, Billy yang merupakan Staf Khusus Presiden RI Joko Widodo juga menempuh kampus terbaik Indonesia di Institut Teknologi Bandung, Jurusan Pertambangan serta kampus ternama lainnya seperti Australian National University, Oxford University, dan University of London - School of Economics. Setelah lulus, Billy mendidikasikan dirinya di KBF Indonesia serta membangun usaha di Start-up Waste Management Company CONTAINDER.

2. Nadhira Afifah - Keturunan minang yang menjadi Lulusan Terbaik Harvard T.H. Chan School of Public Health

Nadhira Nuraini Afifa, mahasiswa Harvard University yang baru menyelesaikan pendidikannya pada Mei 2020 lalu dan mendapat gelar Master of Public Health. Sebelum melanjutkan studi di Harvard, ia menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2017. Di Harvard, Nadhira fokus pada isu-isu kesehatan masyarakat, terutama terkait gizi anak dan stunting. Ia juga terpilih untuk menyampaikan pidato kelulusan mewakili angkatannya, sebuah kehormatan yang jarang diberikan kepada mahasiswa internasional.

3. Muhammad Yani - Anak Pedagang Nasi Goreng di Banten menjadi Aktivis Pendidikan di Harvard University

Cerita Yani bukan sekadar inspiratif, tapi luar biasa. anak pedagang nasi goreng asal Pandeglang, Banten berhasil menembus Harvard University, dari tidur di jalan hingga diterima di kampus top dunia, Yani membuktikan bahwa mimpi tak mengenal batas. Tak perlu merogoh kocek banyak, Yani telah mengantongi Beasiswa LPDP untuk menunjang perkuliahannya kelak.

Baca Juga: Sang Tendik, Perlukah Pendidikan Tinggi Mengejar Estetika Profesional?

Selain itu, pemuda asal Cibaliung, Ujung Kulon, Banten ini juga kerap membagikan kegiatan dari Yayasan Pendidikan Wawasan Pusat Leuweung Hub Foundation, organisasi non-profit yang ia dirikan.

4. Chelline Wijaya - Aktivis Pendidikan yang menjadi Teaching Fellow di Harvard University

Maria Celline Wijaya, seorang pemudi asal Indonesia berdarah keturunan tionghoa, terkenal sebagai penerima beasiswa magister untuk program studi Medical Science in Global Health Delivery di Harvard University. Namanya semakin bersinar setelah ia dipercaya menjabat sebagai Teaching Fellow di universitas ternama tersebut.

Celline merupakan alumni mahasiswa kedokteran dari Universitas Airlangga (UNAIR) yang berhasil lulus di umur 19 tahun. Ia membuktikan bahwa talenta dari Tanah Air mampu bersaing dan berkontribusi dalam lingkungan pendidikan kelas dunia.

5. Mutiara Baswedan - Peneliti dan Aktivis Sosial yang masuk Harvard University

Mutiara Annisa Baswedan, yang memiliki darah Timur Tengah dan Jawa merupakan putri dari Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta calon presiden Indonesia 2024. Baru-baru ini Mutiara akan melanjutkan studi Magister di Program Master of education in Education Policy and Analysis, Harvard University melalui Beasiswa LPDP. Mutiara membuktikan bahwa anak dari kalangan pejabat pun bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, berkualitas, dan tidak sekadar menumpang nama besar orang tua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI