Suara.com - Libur sekolah telah tiba, waktunya mengajak anak untuk liburan dan melakukan aktivitas bersama keluarga. Ragam aktivitas ini bisa menjadi kegiatan menyenangkan sekaligus memberikan edukasi soal lingkungan kepada anak.
Di tengah krisis iklim dan meningkatnya kebutuhan akan gaya hidup berkelanjutan, memperkenalkan konsep ramah lingkungan sejak dini menjadi langkah strategis sekaligus penuh harapan. Pendekatan ini tidak perlu diawali dengan data atau kampanye besar, melainkan cukup melalui aktivitas sehari-hari yang menyenangkan dan membekas dalam ingatan anak.
Anak-anak adalah pewaris bumi. Ketika mereka diajak mengenali alam sejak kecil, mereka tumbuh dengan rasa kagum, hormat, dan tanggung jawab terhadap dunia di sekitar mereka.
Berikut tujuh aktivitas ramah lingkungan yang bisa dilakukan di rumah, sekolah, maupun ruang terbuka, sebagai cara konkret membentuk generasi peduli bumi, melansir Euro Kids, Rabu (25/6/2025).
1. Mengubah Sampah Menjadi Karya Seni
Alih-alih membuang botol plastik atau kardus bekas, jadikan barang-barang tersebut bahan utama kerajinan tangan. Dari membuat pot tanaman hingga rumah miniatur dari kardus, anak-anak diajak melihat bahwa barang tak terpakai masih memiliki nilai dan fungsi. Aktivitas ini memperkenalkan konsep daur ulang dan mengurangi limbah sambil mengasah kreativitas.
Contoh sederhana yang edukatif adalah membuat globe dari kertas koran bekas. Saat menempelkannya, orang tua atau guru bisa menjelaskan pentingnya menjaga benua, lautan, dan seluruh ekosistem dunia. Dari sini, anak belajar bahwa bumi bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga sesuatu yang layak dijaga dan dihargai.
2. Berkebun: Pelajaran Tentang Kehidupan
Berkebun mengajarkan banyak hal—kesabaran, ketekunan, dan keajaiban alam. Melalui kegiatan menanam, menyiram, dan memanen, anak belajar siklus kehidupan tanaman dan pentingnya menjaga lingkungan. Bahkan dalam ruang terbatas seperti balkon atau halaman sempit, kegiatan ini tetap bisa dilakukan.
Baca Juga: Hutan Adat Terancam: Izin Konsesi Kayu Menggerogoti Identitas Masyarakat Mentawai
Ketika anak menyadari bahwa sayur yang mereka konsumsi berasal dari benih kecil yang mereka rawat, mereka mulai menghargai proses dan sumber daya alam. Berkebun juga memperkenalkan pentingnya tanah subur, air bersih, dan sinar matahari—tiga elemen utama kehidupan.

3. Petualangan Alam dengan Bingo Lingkungan
Kegiatan jalan-jalan di alam bisa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan jika dikemas dalam permainan. Bingo lingkungan, misalnya, mengajak anak untuk mengamati alam sekitar melalui daftar gambar seperti kupu-kupu, sarang burung, atau dedaunan unik.
Setiap penemuan menjadi momen eksplorasi dan diskusi. Saat menemukan jejak kaki hewan, anak bisa belajar tentang satwa lokal dan pentingnya menjaga habitat mereka. Kegiatan ini menumbuhkan rasa ingin tahu sekaligus kedekatan emosional dengan lingkungan sekitar.
4. Dongeng Bertema Lingkungan
Cerita memiliki kekuatan membentuk cara pandang. Dongeng yang mengangkat tema lingkungan—seperti hutan yang berbicara, sungai yang menyimpan kenangan, atau hewan yang menjalankan misi menjaga bumi—dapat menyentuh sisi imajinatif anak sambil menyampaikan pesan penting.
Kegiatan mendongeng bisa menjadi jembatan antara fantasi dan realitas. Anak akan lebih mudah memahami konsep ekosistem, keberagaman hayati, dan saling keterkaitan makhluk hidup dalam bahasa yang mereka kenal dan sukai.
5. Permainan Digital Edukatif
Teknologi, jika digunakan dengan bijak, dapat menjadi alat pendidikan lingkungan yang efektif. Banyak permainan dan aplikasi digital kini dirancang untuk menyampaikan konsep keberlanjutan dan pelestarian alam. Dari simulasi membangun kota ramah lingkungan hingga membersihkan laut dari sampah, anak dapat belajar tentang dampak keputusan mereka terhadap lingkungan—meskipun dalam dunia maya.
Permainan ini juga melatih logika, kemampuan berpikir kritis, dan empati terhadap lingkungan, serta mendorong anak memahami bahwa keseimbangan alam penting untuk kehidupan.
6. Pojok Eco di Rumah
Membuat sudut khusus di rumah yang berisi buku, tanaman, dan kerajinan daur ulang dapat memperkuat ikatan anak dengan lingkungan. Pojok ini bisa menjadi ruang eksplorasi dan ekspresi—tempat mereka belajar secara mandiri melalui membaca, mengamati, dan bereksperimen.
Pojok eco juga bisa dilengkapi dengan tempat kompos mini dari limbah dapur. Dari sini, anak belajar bahwa sampah organik bisa berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi tanaman. Mereka akan memahami konsep siklus alam secara langsung dan konkret.
7. Fakta Lingkungan Setiap Pekan
Menjadikan hari tertentu—misalnya Jumat—sebagai momen berbagi fakta menarik tentang lingkungan adalah cara sederhana menumbuhkan rasa ingin tahu. Fakta seperti umur penyu laut yang bisa mencapai ratusan tahun atau peran cacing tanah dalam menyuburkan tanah dapat membuka obrolan yang membangun.
Aktivitas ini tidak memerlukan alat khusus, hanya niat untuk berbagi dan berdiskusi. Dengan membiasakan diri mendengar dan bertanya tentang alam, anak akan tumbuh dengan pandangan yang lebih kritis dan peduli terhadap lingkungan.