Suara.com - Budget nikah menjadi pos keuangan khusus yang disiapkan untuk membiayai seluruh rangkaian kebutuhan dalam melangsungkan pernikahan.
Mulai dari akad nikah, resepsi, busana pengantin, katering, dekorasi, dokumentasi, hingga biaya-biaya lain yang terkait dengan acara tersebut.
Budget ini meliputi semua pengeluaran yang diperlukan agar pernikahan dapat berjalan lancar sesuai rencana dan keinginan pasangan pengantin.
Secara umum, budget nikah mencakup beberapa komponen utama seperti mahar atau mas kawin, biaya akad nikah (misalnya di KUA).
Biaya resepsi termasuk gedung atau tenda, katering, dekorasi. Busana dan tata rias pengantin, ada juga untuk dokumentasi foto dan video.
Kemudian ada juga untuk undangan dan souvenir, hiburan dan MC acara, serta biaya tak terduga atau cadangan dana.
Besaran budget nikah sangat bervariasi tergantung skala dan konsep pernikahan yang diinginkan, mulai dari pernikahan sederhana dengan anggaran sekitar 10 juta rupiah hingga pernikahan besar yang bisa mencapai ratusan juta rupiah atau lebih.
Oleh karena itu, penting untuk membuat perencanaan dan alokasi dana yang cermat agar penggunaan budget nikah efektif dan sesuai kemampuan finansial.
Singkatnya, budget nikah adalah total dana yang harus dipersiapkan untuk membiayai seluruh kebutuhan dan acara pernikahan agar berlangsung dengan baik dan berkesan.
Berikut adalah 5 strategi efektif untuk mengumpulkan budget nikah meski gaji masih UMR:
1. Membuat dan Mengatur Anggaran Pernikahan dengan Detail
Hitung total biaya pernikahan yang dibutuhkan, termasuk tempat, catering, busana, dokumentasi, dan lain-lain. Setelah itu, buat anggaran bulanan yang realistis dan prioritaskan pengeluaran untuk tabungan nikah agar target tercapai.
2. Membuka Rekening Tabungan Khusus untuk Dana Nikah
Pisahkan tabungan pernikahan dari tabungan atau rekening lain agar dana tidak tercampur dan lebih terkontrol. Bisa juga menggunakan deposito agar dana lebih aman dan bertambah.
3. Menyisihkan Persentase Tetap dari Gaji Setiap Bulan