Suara.com - Gigi Art of Dance menghadirkan BHUMI sebuah karya teater tari inklusif berskala internasional yang melibatkan seniman dari Indonesia, Singapura, dan Australia. Pertunjukan ini berlangsung pada 29 Juni 2025 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, sebagai bagian dari program Dance for I.D.E.A dalam rangkaian Summer Dance Camp Festival 2025 (27 Juni – 1 Juli 2025).
Melalui karya ini, Gigi Art of Dance melanjutkan komitmennya sejak 2013 dalam membangun ruang inklusi melalui seni, khususnya bagi individu dengan kebutuhan khusus. BHUMI sendiri berarti “bumi” dalam bahasa Sanskerta, melambangkan tanah bersama tempat keberagaman hidup berdampingan.
BHUMI, dari bahasa Sanskerta yang berarti “Bumi”, adalah simbol ruang bersama yang menyatukan umat manusia. Dalam pertunjukan ini, para penampil dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda bersatu menyuarakan pesan kuat tentang inklusi, keberagaman, dan kekuatan kolektif melalui gerak dan seni.
Produksi ini akan mengeksplorasi berbagai bentuk seni dari tari klasik India (Bharatanatyam), tari Jawa, hingga street dan kontemporer, digabung dengan puisi, film, dan musik live, dalam bentuk pertunjukan yang emosional dan transformatif.
Mengedepankan nilai inklusi dan keberagaman, proyek ini melibatkan penampil dengan dan tanpa disabilitas dari berbagai latar budaya.
Para kolaborator yang terlibat dalam pertunjukan ini meliputi:
Gigi Dance Company & G-STAR (Indonesia)
DADC – Diverse Abilities Dance Collective (Singapura)
UTB – Under The Bridge Collective (Singapura)
Liz Lea & Katie – The Stellar Company (Australia)
Selain pertunjukan utama, rangkaian acara Dance for I.D.E.A juga mencakup lokakarya bersama seniman internasional yang dirancang untuk memperkuat kemampuan artistik, membangun koneksi lintas komunitas, dan membuka ruang ekspresi yang aman dan suportif bagi semua peserta.
BHUMI tidak hanya berfungsi sebagai tontonan seni, tetapi juga sebagai medium advokasi untuk empromosikan kesetaraan kesempatan bagi penyandang disabilitas dalam seni pertunjukan, menumbuhkan kesadaran publik tentang pentingnya inklusi, menjalin pertukaran budaya lintas negara dan komunitas, dan menjadi contoh konkret bahwa disabilitas bukanlah batasan untuk berkarya, melainkan sumber kekuatan dan kreativitas ***
Baca Juga: Menyelami Romantika Batavia Lewat Batavia Tales: Wisata Budaya Spektakuler diJakarta