Prosesnya cukup sederhana: pengguna hanya perlu membuka aplikasi Flip, memilih rumah sakit tujuan, lalu melakukan pembayaran seperti transfer biasa. Dalam hitungan menit, dana sudah diterima oleh rumah sakit yang dituju.
Selain lebih praktis, biaya transaksinya juga lebih rendah dibanding metode tradisional. Bahkan untuk transaksi pertama, Flip Globe memberikan layanan secara gratis.
Inovasi seperti ini bukan hanya soal efisiensi teknis, tapi juga memberi ketenangan pikiran bagi pasien dan keluarga—terutama dalam kondisi genting yang menuntut semuanya serba cepat dan tepat.
Lebih dari Sekadar Teknologi
Namun pada dasarnya, isu ini bukan hanya soal teknologi. Ini tentang pengalaman pasien. Ketika seseorang harus berobat ke luar negeri, mereka berharap bisa menjalani proses penyembuhan tanpa terlalu banyak urusan administratif. Pembayaran yang mudah dan transparan adalah bagian penting dari itu.
Langkah Flip dan penyedia fintech lainnya dalam menyederhanakan urusan pembayaran ini bisa dibilang menjadi bagian dari ekosistem wisata medis yang ideal—yang tidak hanya memikirkan layanan medis, tapi juga aspek pendukung seperti logistik, akomodasi, dan tentu saja, finansial.
Dengan makin terbukanya akses pengobatan di luar negeri, masyarakat Indonesia juga butuh sistem pendukung yang meringankan beban mereka. Urusan membayar rumah sakit seharusnya tidak lagi jadi kendala tambahan. Karena pada akhirnya, kesehatan—apalagi dalam kondisi kritis—harus jadi prioritas utama, bukan beban administratif.