Unik dan Romantisnya Kisah Cinta Bung Hatta: Mantan Jadi Ibu Mertua, Buku sebagai Mas Kawin

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Kamis, 14 Agustus 2025 | 10:32 WIB
Unik dan Romantisnya Kisah Cinta Bung Hatta: Mantan Jadi Ibu Mertua, Buku sebagai Mas Kawin
Potret Bung Hatta. (Wikipedia)

Suara.com - Di balik citranya sebagai proklamator yang serius, intelektual, dan penuh perhitungan, Mohammad Hatta alias Bung Hatta menyimpan sebuah kisah cinta yang alurnya bisa menyaingi skenario film drama romantis.

Ini bukan hanya cerita tentang cinta yang sabar menunggu, tetapi juga tentang takdir yang mempertemukan dua insan dengan cara yang paling tak terduga.

Seperti apa kisah cinta unik sang proklamator ini? Simak sampai akhir artikel.

Bung Hatta dan Prinsipnya

Seperti yang sudah banyak diketahui, jauh sebelum Indonesia merdeka Bung Hatta bersumpah pada dirinya sendiri.

Jiwa patriotiknya yang membara membuatnya bertekad "tak akan menikah sampai Indonesia merdeka dari belenggu penjajah".

Sumpah ini bukan sekadar ucapan, melainkan sebuah komitmen total yang menempatkan kemerdekaan bangsa di atas kebahagiaan pribadinya.

Karena itulah saat bersekolah di Belanda, Bung Hatta tak goyah meski banyak mahasiswi yang mendekatinya.

Namun dilansir dari berbagai sumber, Bung Hatta pernah menaruh hati pada seorang gadis bernama Siti Satiah Annie.

Baca Juga: 6 Makanan Favorit Proklamator RI Soekarno dan Mohammad Hatta, Ternyata Suka Sayur Lodeh!

Hubungan mereka terjalin, namun terbentur oleh prinsip kokoh Bung Hatta. Ia tak bisa menjanjikan pernikahan dalam waktu dekat, karena seluruh hidupnya telah ia wakafkan untuk perjuangan.

Akhirnya, karena sumpahnya tersebut, jalan mereka harus berpisah. Anni kemudian menikah dengan Abdul Rachim, yang merupakan kawan dekat Soekarno, dan dari pernikahan itu, ia dikaruniai seorang putri cantik bernama Siti Rahmiati.

Mohammad Hatta bersama Rahmi dan Meutia di Bandar Udara Internasional Schiphol, 1963. (Nationaal Archief)
Mohammad Hatta bersama Rahmi dan Meutia di Bandar Udara Internasional Schiphol, 1963. (Nationaal Archief)

Ketika Mantan Jadi Ibu Mertua

Waktu berlalu, Indonesia akhirnya memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Bung Hatta telah menunaikan sumpahnya pada Ibu Pertiwi.

Namun, di usianya yang menginjak 43 tahun, ia masih melajang. Sahabatnya, Bung Karno, bahkan sempat khawatir melihat Hatta yang tampak begitu "dingin" pada wanita.

Takdir mulai menunjukkan keunikannya. Suatu hari, saat Bung Hatta berkunjung ke Institut Pasteur di Bandung bersama Bung Karno, matanya terpikat oleh seorang gadis muda yang anggun.

Meski hanya melihatnya sekilas, pesona gadis itu meninggalkan kesan mendalam di hati sang Wakil Presiden. Gadis itu adalah Rahmi, yang kala itu baru berusia 19 tahun.

Merasa sahabatnya telah menemukan tambatan hati, Bung Karno pun turun tangan. Ia bertindak sebagai "mak comblang" dan membantu melamarkan Rahmi untuk Bung Hatta.

Di sinilah babak paling menarik dari kisah ini terungkap, yakni Rahmi tak lain adalah putri dari Annie, wanita yang pernah mengisi hati Bung Hatta di masa lalu.

Bung Hatta, dengan kebesaran hatinya, hendak mempersunting anak dari mantan kekasihnya itu.

Lamaran diterima, dan pernikahan pun digelar pada 18 November 1945 di sebuah vila di Megamendung, Bogor. Perbedaan usia 24 tahun di antara mereka tak menjadi penghalang.

Buku sebagai Mahar

Ada satu hal lagi yang membuat pernikahan ini begitu istimewa dan sangat mencerminkan karakter Bung Hatta: maharnya.

Bukan perhiasan atau harta melimpah, Bung Hatta memberikan buku karyanya yang berjudul Alam Pikiran Yunani sebagai mas kawin.

Buku ini ia tulis selama masa pembuangannya di Boven Digul. Pilihan mahar ini menunjukkan betapa ia menghargai ilmu pengetahuan di atas segalanya, sebuah nilai yang ingin ia wariskan dalam membangun rumah tangganya.

Pernikahan Bung Hatta dan Rahmi menjadi bukti bahwa cinta sejati tak lekang oleh waktu dan tak terhalang oleh alur takdir yang rumit.

Bagaimana seorang lelaki yang setia pada sumpahnya, sabar dalam penantiannya, dan pada akhirnya menemukan pelabuhan terakhirnya pada hati anak dari wanita yang pernah ia cintai.

Bung Hatta dan Rahmi dikaruniai tiga orang putri dan hidup bersama dalam kesederhanaan namun penuh cinta hingga maut memisahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI