Netizen Sebut Daun Telinga Mpok Alpa Layu Sebelum Wafat, Benarkah Jadi Tanda-Tanda Kematian?

Jum'at, 15 Agustus 2025 | 16:46 WIB
Netizen Sebut Daun Telinga Mpok Alpa Layu Sebelum Wafat, Benarkah Jadi Tanda-Tanda Kematian?
Mpok Alpa meninggal dunia [Instagram]

Suara.com - Kabar kepergian Mpok Alpa hari ini, Jumat (15/8/2025) meninggalkan duka mendalam bagi dunia hiburan Tanah Air.

Di tengah kesedihan ini, publik justru menyoroti kondisi daun telinga Mpok Alpa yang tampak layu sebelum meninggal dunia, terutama dalam video saat dijenguk oleh Ruben Onsu.

Fenomena itu sontak memicu kembali perbincangan lama yang mengakar di sebagian masyarakat, yaitu mitos bahwa daun telinga yang lemas atau layu adalah pertanda ajal yang mendekat.

Namun, apakah klaim tersebut sekadar kepercayaan turun-temurun, atau ada penjelasan ilmiah di baliknya? Mari kita bedah lebih dalam.

Mitos dan Fakta tentang Daun Telinga Layu

Kenangan terakhir Ruben Onsu dan Mpok Alpa (TikTok/@rubenonsu)
Kenangan terakhir Ruben Onsu dan Mpok Alpa (TikTok/@rubenonsu)

Kepercayaan bahwa daun telinga yang layu menjadi tanda kematian sudah lama beredar. Bahkan, pandangan ini dikaitkan dengan beberapa ajaran spiritual yang menyebutkan adanya perubahan fisik menjelang akhir hayat.

Sementara dari kacamata medis, fenomena ini tidak diakui sebagai penanda pasti kematian. Dunia kedokteran modern melihat perubahan pada daun telinga sebagai gejala dari kondisi kesehatan tertentu, bukan sebagai ramalan nasib.

Istilah "daun telinga layu" mengacu pada kondisi daun telinga tampak lemas, pucat, atau kendur yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Beberapa penyebab utamanya antara lain:

- Dehidrasi dan Kelelahan Ekstrem: Saat tubuh kekurangan cairan atau sangat lelah, sirkulasi darah menjadi tidak optimal. Hal ini memengaruhi seluruh tubuh, termasuk area telinga yang bisa tampak lebih pucat dan menurun.

Baca Juga: Terbaring Lemah dengan Suara Serak, Mpok Alpa Yakin September Sembuh untuk Pergi Umrah

- Penuaan Alami: Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen dan elastin pada kulit berkurang secara alami. Akibatnya, kulit kehilangan kekencangannya, termasuk di area daun telinga yang notabene tersusun dari tulang rawan dan kulit.

- Kondisi Medis Serius: Penyakit sistemik atau kondisi kesehatan yang parah dapat membuat tubuh melemah secara keseluruhan. Kondisi inilah yang sering kali menjadi penyebab utama perubahan fisik, termasuk pada telinga.

- Infeksi atau Peradangan: Infeksi pada telinga luar (otitis externa) atau peradangan akibat alergi dan penggunaan anting yang terlalu berat juga dapat mengubah bentuk serta tekstur daun telinga.

Perlukah Dikhawatirkan?

Melihat daun telinga yang layu pada diri sendiri atau orang terdekat tentu bisa menimbulkan kecemasan, terutama karena mitos yang melekat. Namun, penting untuk tidak panik.

Alih-alih menganggapnya sebagai pertanda buruk, lebih bijaksana untuk melihatnya sebagai sinyal dari tubuh. Kondisi ini seharusnya menjadi pengingat untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan secara umum.

Kasus yang menjadi sorotan pada Mpok Alpa, terlepas dari mitos yang menyertainya, adalah pengingat berharga tentang pentingnya kepekaan terhadap perubahan fisik pada orang-orang yang kita sayangi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI