Suara.com - Setiap bulan Agustus, suasana kampung dan kota di Indonesia berubah meriah. Gapura-gapura di setiap sudut jalan dihiasi bendera merah putih, ornamen kemerdekaan, hingga karya seni kreatif hasil tangan warga.
Tradisi menghias gapura sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Bukan sekadar hiasan, lomba menghias gapura menyimpan makna penting, menumbuhkan rasa persatuan, gotong royong, sekaligus memperkuat identitas kebangsaan.
Di balik kesibukan menghias gapura, ada nilai kebersamaan yang tumbuh. Warga dari berbagai latar belakang bergotong royong, ada yang menyumbang ide, tenaga, hingga bahan dekorasi.
Anak-anak hingga orang dewasa ikut terlibat, menjadikannya wadah interaksi lintas generasi. Gapura yang selesai dihias pun tidak hanya menjadi penanda wilayah, tetapi juga simbol kekompakan dan solidaritas masyarakat.
Manfaat lain dari tradisi ini adalah lahirnya kreativitas dan kepedulian lingkungan. Banyak lomba menghias gapura kini mendorong penggunaan bahan ramah lingkungan atau daur ulang.
Selain menjaga lingkungan tetap bersih, hal ini juga melatih masyarakat untuk berinovasi dengan bahan sederhana yang ada di sekitar.
Tahun ini, semangat tersebut kembali hidup melalui Lomba Dekorasi Gapura di kawasan Kecamatan Curug, Tangerang, dalam rangka Paramount Festival Kemerdekaan.
Sebanyak tujuh RW dari Desa Cukanggalih dan Desa Kadu berpartisipasi dengan menghias gapura sejak akhir Juli hingga awal Agustus.
Gapura-gapura itu dibuat dengan memadukan material daur ulang, unsur budaya lokal, serta simbol kemerdekaan seperti Garuda Pancasila, bendera merah putih, dan logo 80 Tahun Kemerdekaan RI.
Baca Juga: UU Minerba: Belenggu Baru di Tengah Seruan Merdeka untuk Bumi
Penilaian dilakukan langsung oleh dewan juri yang terdiri dari perwakilan pemerintah daerah, akademisi arsitektur, dan penyelenggara.
Kreativitas desain, gotong royong warga, penggunaan bahan ramah lingkungan, hingga ketahanan gapura menjadi kriteria utama. Para pemenang akan diumumkan bersamaan dengan puncak perayaan HUT RI ke-80, 17 Agustus 2025.
“Perayaan kemerdekaan adalah momen yang dinantikan setiap tahunnya. Kita tidak hanya memperingati semangat nasionalisme dan patriotisme para pahlawan, tetapi juga merayakan kebersamaan melalui berbagai kegiatan, perlombaan, dan festival rakyat,” ujar Norman Daulay, Direktur Paramount Land.
Selain lomba gapura, festival kemerdekaan ini juga dimeriahkan dengan berbagai lomba khas tujuhbelasan, penampilan marching band, bazaar UMKM, senam aerobik bersama, live music, hingga pertunjukan barongsai.
Semua dirancang agar warga tidak hanya menikmati hiburan, tetapi juga terlibat aktif dalam mempererat hubungan sosial.
“Kami senantiasa menghadirkan kegiatan yang dapat menumbuhkan dan memperkuat ikatan komunitas, mendukung pertumbuhan UMKM lokal, serta menghadirkan lingkungan kota yang menyenangkan untuk tinggal dan beraktivitas bagi masyarakat sesuai dengan tagline ‘Lovable Living’,” kata Oktavianus Ekowibowo, Direktur Estate Management Paramount Land.
Sekilas tentang penyelenggaraan, festival ini digelar di kawasan kota mandiri Paramount Petals, seluas ±400 hektare di barat Jakarta. Sejak diluncurkan pada 2021, kawasan ini terus berkembang dengan hunian, komersial, hingga pembangunan akses tol langsung yang ditargetkan selesai akhir 2025.
Kehadiran festival kemerdekaan menjadi wujud nyata bagaimana ruang kota modern juga dapat menjadi panggung bagi tradisi rakyat yang sarat makna.
Melalui tradisi menghias gapura, perayaan kemerdekaan bukan hanya sekadar seremoni. Ia menjadi ajang menyalakan semangat persatuan, kreativitas, dan kepedulian sosial yang diwariskan lintas generasi.
Gapura bukan hanya gerbang masuk suatu lingkungan, tetapi juga gerbang menuju kebersamaan sebagai bangsa.