Suara.com - Banyak anak di Indonesia lahir dengan katarak kongenital, kondisi bawaan yang membuat penglihatan mereka kabur sejak kecil. Jika tidak segera ditangani, mereka bisa kehilangan kesempatan untuk melihat dunia dengan jelas dan tumbuh dengan penuh percaya diri.
Sayangnya, kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini masih rendah, sementara akses terhadap solusi juga terbatas. Di tengah situasi ini, Maybank Marathon Bali 2025 menjadi ruang pertemuan yang tak hanya menyorot semangat kompetisi lari, tapi juga solidaritas sosial.
Ribuan pelari dari berbagai penjuru dunia hadir di Gianyar, Bali, pada 24 Agustus lalu. Salah satu yang menonjol adalah kehadiran sebuah Optik Tunggal dengan kampanye #RunForCongenitalCataract, sebuah gerakan bersama ZEISS, PERDAMI, dan New Balance Eyewear.
Bagi mereka, partisipasi tahun 2025 bukan sekadar branding. Sejak 2024, mereka menjadikan #RunForCongenitalCataract sebagai komitmen sosial berkelanjutan, dengan target membagikan 2.025 kacamata untuk anak-anak penderita katarak kongenital.

Tantangan media sosial yang digagas pun berhasil menggerakkan ratusan orang untuk ikut menyuarakan pentingnya kesehatan mata anak.
CEO Optik Tunggal, Alexander F Kurniawan, menyebut bahwa perjalanan satu dekade bersama Maybank Marathon adalah bukti bahwa sponsorship bisa melahirkan gerakan sosial yang konsisten.
“Kami percaya setiap langkah kecil, baik saat berlari maupun berbagi di media sosial, adalah bagian dari perubahan besar,” ujarnya.
Prestasi pelari dari tim brand ini juga ikut menambah semarak ajang. Beberapa nama bahkan berhasil naik podium, seperti Irma Handayani (Juara 2 Marathon Nasional Perempuan) dan Rahmad Setiabudi (Juara 2 10K Nasional Laki-laki).
Namun di balik medali itu, pesan utama tetap sama: olahraga bisa menjadi jalan untuk menggerakkan perubahan sosial.
Baca Juga: Rekomendasi Sepatu Lari yang Sering Turun Harga di Akhir Tahun
Melalui kampanye #RunWithOptikTunggal2025, mereka menegaskan komitmennya untuk terus berlari bersama masyarakat, bukan hanya menuju garis finish, tapi juga menuju masa depan di mana lebih banyak anak-anak Indonesia bisa melihat dunia dengan terang.