Suara.com - Dalam beberapa waktu terakhir, nama Ahmad Sahroni ramai diperbincangkan publik. Politisi yang dikenal sebagai "Crazy Rich Tanjung Priok" ini terseret dalam kontroversi setelah pernyataannya dianggap mengejek masyarakat.
Tak lama berselang, kabar rumahnya dijarah orang tak dikenal menambah sorotan publik terhadap kehidupannya. Belum berhenti di situ, koleksi barang pribadi miliknya yang mewah pun ikut terkuak ke hadapan publik, mulai dari deretan mobil sport, motor gede, hingga jam tangan berharga fantastis.
Situasi ini membuat sosok Sahroni semakin sering dikaitkan dengan gaya hidup glamor.
Seiring dengan kabar tersebut, tersebar foto-foto lawas Ahmad Sahroni sabelum terjun ke politik. Dalam foto yang beredar, terlihat pria berusia 48 tahun itu sempat jadi caddy golf. Ia tampil dengan gaya nyetrik memadukan celana pink dan atasan polo putih.
Fakta ini mungkin mengejutkan sebagian orang, mengingat kini ia hidup bergelimang harta. Lalu, sebenarnya apa tugas seorang caddy golf? Simak inilah selengkapnya.
![Foto lawas Ahmad Sahroni saat bermain golf kini viral di media sosial. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/09/01/56140-ahmad-sahroni.jpg)
Tugas Caddy Golf
Bagi sebagian orang awam, caddy golf mungkin hanya dipandang sebagai "pembawa tas golf". Padahal, tugas seorang caddy jauh lebih kompleks daripada sekadar mengangkat perlengkapan.
Beberapa tugas utama caddy golf antara lain:
- Membawa dan menyiapkan perlengkapan golf. Caddy bertugas memastikan tongkat golf, bola, serta perlengkapan lain siap digunakan. Ia harus tahu kapan memberikan tongkat yang tepat sesuai kebutuhan pegolf.
- Membaca lapangan (course reading). Tak semua pegolf paham kondisi lapangan secara detail. Di sinilah caddy berperan memberikan informasi tentang jarak, arah angin, hingga kemiringan rumput.
- Memberikan arahan strategi sederhana. Meski bukan pelatih, caddy sering memberi saran ringan tentang bagaimana pemain sebaiknya memukul bola agar lebih efisien.
- Menjaga kebersihan dan kondisi peralatan. Setelah digunakan, caddy harus membersihkan tongkat golf agar tetap prima. Ini mencerminkan profesionalisme mereka.
- Mendampingi pegolf secara psikologis. Golf adalah permainan yang membutuhkan fokus tinggi. Kehadiran caddy membantu pegolf tetap tenang, termotivasi, dan merasa nyaman.
Dari tugas-tugas ini, terlihat bahwa profesi caddy golf menuntut tanggung jawab besar, kesabaran, serta kemampuan komunikasi yang baik.
Baca Juga: Jejak Digital Ahmad Sahroni: Ngaku Mafia BBM hingga Tak Tahu Gaji DPR
Jika dibandingkan dengan kehidupannya sekarang, perjalanan Sahroni terasa seperti dua dunia yang berbeda. Dari seorang anak Tanjung Priok yang pernah jadi sopir, tukang semir sepatu, hingga caddy golf, ia kini menjelma menjadi pengusaha sukses dan politisi.
Kariernya di dunia politik sendiri baru dimulai pada tahun 2013 dengan bergabung ke Partai Nasdem. Pada tahun berikutnya, Roni mengikuti Pemilu 2014 dan terpilih sebagai anggota DPR RI dari dapil DKI Jakarta III.
Pemilu 2019, Roni kembali terpilih dan didapuk sebagai Wakil Ketua Komisi III periode 2019-2024.
Periode berikutnya, Roni terpilih lagi dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III. Sedangkan posisinya di Partai Nasdem, Ahmad Sahroni menjabat sebagai Bendahara Umum DPP Partai Nasdem dari tahun 2019.
Namun akibat ucapannya, kini karier yang dibangun Ahmad Sahroni dengan susah payah runtuh seketika. Ia menuturkan bahwa desakan untuk membubarkan DPR adalah sikap yang keliru, bahkan menyebut pandangan ini sebagai mental orang tolol.
Pernyataan kontroversial itu pun semakin memicu kemarahan publik, di tengah akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap kinerja DPR RI.
Saat demo terjadi, Sahroni diduga sempat kabur ke Singapura pasca dirinya dikecam banyak orang dan rumahnya di Tanjung Priok dijarah.
Tak hanya itu, Sahroni kini diduga kembali kabur ke Eropa Timur usai fotonya yang sedang berada di sebuah maskapai terbaik dunia tersebar luar di media sosial.
Akibat pernyataannya tersebut, kini Sahroni resmi dinonaktifkan sebagai anggota DPR RI, sebuah bentuk tindaklanjut dari pihak Partai Nasdem terhadap perwakilan fraksinya tersebut.
Kontributor : Dea Nabila