Ketika pandemi Covid-19 melanda, Atika menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat. Ia menggagas Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen bersama sejumlah tokoh nasional. Program ini bertujuan memperluas akses tes kesehatan agar masyarakat dari berbagai lapisan bisa lebih cepat terdeteksi dan ditangani bila terpapar virus. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa meski usianya sudah lanjut, Atika tetap aktif memberikan kontribusi untuk bangsa.
Sosok Ibu yang Tegas
Dalam kehidupan keluarga, Atika dikenal sebagai sosok ibu yang tegas dan berprinsip. Nadiem pernah mengungkapkan bahwa sejak kecil dirinya jarang mendapat pujian dari sang ibu meski sering berprestasi. Atika percaya, anak harus dididik dengan disiplin dan tanggung jawab, bukan sekadar dielu-elukan.
Namun, ada momen khusus yang begitu berkesan bagi Nadiem. Saat ia dipercaya Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai menteri, Atika akhirnya menyatakan rasa bangganya. Bagi Nadiem, ucapan sederhana itu bermakna mendalam karena datang dari sosok yang selama ini dikenal hemat dalam memberi pengakuan.
Sikap Atika di Tengah Kasus Nadiem
Saat Nadiem ditetapkan sebagai tersangka, Atika bersama suaminya, Nono Anwar Makarim, tak bisa menyembunyikan kesedihan. Namun, keduanya tetap menunjukkan keteguhan hati. Mereka percaya bahwa Nadiem tidak bersalah dan berharap proses hukum berjalan dengan transparan serta adil. Nono secara terbuka menyampaikan harapan agar anaknya segera dibebaskan.
“Sebagai ibu dari Nadiem, saya sedihnya luar biasa. Dia orang yang menjalankan nilai-nilai keadilan, kebersihan yang berasal dari pendidikan kita sejak kecil—bahwa orang itu harus bersih, harus jujur, tidak boleh mengambil hak orang lain. Kami tidak menyangka bahwa ini akan terjadi,” ujar Atika di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (3/10).
Kehadiran Atika di pengadilan, mendampingi sang anak di tengah badai kasus, memperlihatkan sosok ibu yang setia, tegar, sekaligus berwibawa. Ia bukan hanya tampil sebagai seorang ibu rumah tangga, melainkan juga sebagai perempuan dengan sejarah panjang di dunia pendidikan, media, dan aktivisme sosial.
elakang yang tidak kaleng-kaleng. Sejarah panjangnya memungkinkan Nadiem Makarim memiliki akses untuk memperoleh pendidikan dan pengalaman bergengsi.
Baca Juga: Hotman Paris Minta Nadiem Makarim Dibebaskan: Penetapan Tersangka Kasus Laptop Dinilai Cacat Hukum
Kontributor : Mutaya Saroh