Suara.com - Setiap tahun, pada tanggal 10 November, seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional.
Peringatan ini tidak sekadar seremoni, tapi juga momentum untuk mengenang peristiwa heroik Pertempuran Surabaya tahun 1945, ketika rakyat bersama pasukan pejuang mempertahankan kemerdekaan dari serangan pasukan kolonial.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, untuk menghormati jasa para pejuang yang rela mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa.
Hari Pahlawan biasanya diperingati dengan upacara bendera di sekolah, kantor, hingga instansi pemerintahan. Upacara ini memiliki makna mendalam, karena menjadi simbol penghormatan dan refleksi atas semangat juang para pahlawan.
Agar upacara terlaksana dengan khidmat, Kementerian Sosial Republik Indonesia merilis pedoman Upacara Hari Pahlawan.
Susunan Upacara Resmi Hari Pahlawan dari Kementerian Sosial

Menurut pedoman resmi Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos), berikut ini adalah susunan upacara Hari Pahlawan yang dapat digunakan oleh instansi pendidikan dan lembaga pemerintah, dari tingkat nasional hingga daerah.
- Pemimpin upacara memasuki lapangan
- Pembina upacara tiba di tempat upacara
- Penghormatan kepada pembina upacara
- Laporan pemimpin upacara kepada pembina
- Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya
- Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara
- Pembacaan teks Pancasila
- Pembacaan UUD 1945
- Pembacaan pesan-pesan pahlawan nasional
- Amanat pembina upacara
- Pembacaan doa
- Laporan pemimpin upacara kepada pembina
- Penghormatan kepada pembina upacara
- Pembina upacara meninggalkan tempat upacara
- Upacara selesai
Pesan Pahlawan Nasional untuk Hari Pahlawan 10 November
![Jenderal Sudirman nyaris tertembak saat rapat di Mabes TKR. [Wikipedia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/09/11/51431-jenderal-sudirman.jpg)
Salah satu momen penting dalam susunan upacara tersebut di atas adalah pembacaan pesan-pesan pahlawan nasional.
Bagian ini bertujuan untuk mengingatkan peserta upacara tentang nilai-nilai perjuangan, keberanian, dan semangat pengabdian para pahlawan yang menjadi teladan bagi generasi masa kini.
Jika Anda membutuhkan inspirasi pesan-pesan pahlawan nasional untuk dibaca pada upacara peringatan Hari Pahlawan 10 November, berikut beberapa list pesan pahlawan nasional yang dapat dibacakan dalam upacara Hari Pahlawan atau dijadikan inspirasi untuk refleksi diri dan unggahan media sosial.
Baca Juga: Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
Pesan-pesan ini diambil dari laman resmi kemensos.go.id serta dokumen edukatif pahlawan nasional:
1. Abdul Muis
"Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang."
Pesan ini menggambarkan semangat pantang menyerah dan kepercayaan diri bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan. Abdul Muis mengingatkan generasi muda agar yakin bahwa kemampuan bangsa sendiri tak kalah dari bangsa lain.
2. Ki Hajar Dewantara
"Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani."
Semboyan legendaris ini bermakna di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Pesan ini menjadi dasar filosofi pendidikan nasional dan masih digunakan di berbagai lembaga pendidikan hingga hari ini.
3. Dokter Cipto Mangunkusumo
"Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda!"
Melalui pesan tersebut, Cipto Mangunkusumo menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai penentu masa depan bangsa. Apa yang dilakukan hari ini akan menentukan nasib Indonesia di masa depan.
4. Tjut Nyak Dien
"Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan."
Pesan ini mengajarkan bahwa semangat juang harus diiringi dengan keberanian untuk bangkit dari kegagalan. Tjut Nyak Dien menolak menyerah, bahkan saat menghadapi kekuatan musuh yang jauh lebih besar.
5. Pangeran Antasari
"Hidup untuk rakyat, mati untuk kehormatan."
Pangeran Antasari berjuang tanpa pamrih demi rakyat Banjar dan kemerdekaan Indonesia. Pesan ini menekankan nilai pengabdian dan kehormatan sebagai prinsip hidup seorang pejuang.
6. Sisingamangaraja XII
"Jangan berharap hidup tenang selama kemerdekaan belum penuh."
Pesan ini menunjukkan tekad dan semangat pantang menyerah. Sisingamangaraja XII berjuang melawan penjajah Belanda di Tanah Batak, dan pesan ini menjadi simbol perjuangan hingga titik darah penghabisan.
7. Teuku Cik Di Tiro
"Tidak ada ketakutan bagi mereka yang memperjuangkan kebenaran."
Teuku Cik Di Tiro dikenal sebagai ulama sekaligus pejuang yang berani melawan penjajahan. Baginya, keberanian berasal dari keyakinan akan kebenaran perjuangan.
8. Ida Anak Agung Gde Agung
"Politik bukan alat kuasa, tetapi alat menjaga martabat bangsa."
Pesan ini sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang. Ida Anak Agung menegaskan bahwa politik seharusnya menjadi sarana untuk membangun, bukan memperpecah bangsa.
9. Sutan Sjahrir
"Kebebasan berpikir adalah bentuk pertama dari kemerdekaan."
Sebagai intelektual dan perdana menteri pertama Indonesia, Sjahrir menekankan bahwa kemerdekaan sejati berawal dari kebebasan berpikir. Tanpa kebebasan berpikir, bangsa tidak akan mampu melahirkan kemajuan.
10. Jenderal Sudirman
"Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan."
Pesan dari Panglima Besar Jenderal Sudirman ini mengandung makna kesetiaan, disiplin, dan tanggung jawab tanpa pamrih dalam menjaga keutuhan Indonesia.
Demikian itu daftar pesan pahlawan untuk dibacakan saat upacara hari pahlawan. Membaca pesan para pahlawan bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga pengingat moral bagi generasi penerus bangsa.
Mereka berjuang bukan demi kepentingan pribadi, melainkan untuk kehormatan, kebebasan, dan masa depan rakyat Indonesia. Dalam kehidupan modern yang serba cepat, semangat pahlawan tetap relevan.
Kontributor : Mutaya Saroh