3. “Wah iya, lupa saya”
Semenjak resmi deklarasi menjadi calon presiden, Jokowi tak mau bicara kepada wartawan tentang masalah capres-capresan di lingkungan Balai Kota Jakarta. Balai Kota Jakarta adalah tempatnya untuk bekerja sebagai Gubernur.
Ia bilang kepada wartawan, hanya akan menjawab pertanyaan tentang capres di luar pagar Balai Kota.
Pada Kamis (27/3/2014) sore, di Balai Kota, para wartawan mewawancarainya soal surat cuti ke Kemendagri untuk kampanye. Karena konteks pertanyaannya masih menyangkut jabatannya, Jokowi pun menjawab.
Lama-lama, wartawan mulai bertanya soal kemungkinan dia bisa menang pilpres dalam satu putaran.
"Wah, jangan seolah-olah sudah menang, satu putaran, saya ndak seperti itulah," kata Jokowi.
Rupanya Jokowi terpancing. Ia bicara panjang soal serangan lawan politik kepadanya.
Ia baru tersadar telah melanggar aturannya sendiri ketika wartawan bertanya, tidak biasanya seorang Jokowi mau bicara tentang capres di dalam lingkungan Balai Kota.
"Waduh, iya, walah lupa saya," kata Jokowi sambil terkekeh.
"Kamu-kamu ini, ya, pertanyaannya nakal-nakal, jadinya saya jawab," kata Jokowi sambil meninggalkan Balai Kota.
4. “Dibanding dengan Tukul, ya gantengan saya”
Ketika sedang kampanye di Sukabumi, Jawa Barat, Jokowi berkelakar di hadapan kader dan simpatisan PDI Perjuangan.
"Nah, sekarang kalau bapak ibu melihat Jokowi, ya Jokowi seperti ini. Jangan bayangkan akan punya seorang presiden yang gagah, ganteng, dan banyak duit,” kata Jokowi di Rumah Makan Lembur Kuring 3, Sukabumi, Kamis (27/3/2014) malam.
Ia berkata lagi, “Tapi kalau dibanding dengan Tukul, ya ganteng saya." Tukul yang dimaksud Jokowi ialah pelawak Tukul Arwana.
5. “Bu Mega itu mungkin pusing sama saya”