Suara.com - Kejuaraan bulutangkis beregu putra dunia Piala Thomas 2014 melahirkan juara baru dengan tampilnya Jepang yang berhasil meraih trofi tersebut di New Delhi, India, setelah pada babak final Minggu (25/5/2014) malam mengalahkan Malaysia 3-2.
Jepang untuk pertama kalinya meraih lambang supremasi bulutangkis beregu putra itu, yang sebelumnya hanya tiga negara yang pernah menjadi juara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Tiongkok.
Kemenangan Jepang dalam Piala Thomas 2014 yang berlangsung di India 18-25 Mei ini bukan sebuah kebetulan karena mereka memiliki kekuatan cukup merata baik di nomor tunggal maupun ganda.
Kekuatan tersebut sudah dibuktikan ketika di semifinal mereka mampu menaklukkan juara bertahan Tiongkok 3-0.
Pertandingan final Jepang-Malaysia di arena Siri Fort Sports Complex, New Delhi, berlangsung ketat.
Suporter masing-masing tim turut menyemarakkan pertandingan tersebut.
Pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei merebut partai pertama untuk Malaysia dengan mengalahkan andalan Jepang Kenichi Tago 21-21, 21-16.
Lee Chong Wei menunjukkan kelasnya sebagai pemain nomor wahid dunia saat ini, dengan pukulan-pukulan akurat dan permainan net yang membuat pengembalian Tago sering menyangkut di jaring.
Tago, peringkat empat dunia, mencoba mengimbangi pada game kedua dan sempat memimpin di angka 13 sebelum Chong Wei bangkit lagi untuk menang 21-16.
"Saya memang menargetkan memenangi pertandingan ini. Saya harap bisa memotivasi teman-teman berikutnya," kata Chong Wei usai pertandingan itu.
Chong Wei mengakui Tago lawan yang tangguh,sehingga sejak awal ia tetap fokus. "Saya tahu dia cukup kuat, apalagi pada babak kedua saya sempat ketinggalan," katanya.
Pada partai kedua ganda putra Malaysia Boon Heong Tan/Thien How Hoon, yang sehari sebelumnya menaklukkan Hendra Setiawan/Ahsan, kembali tampil semangat dan sempat menyulitkan pasangan Jepang Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo, peringkat tiga dunia.
Pasangan Malaysia sempat merebut game pertama 21-12.
Namun dua game berikutnya dimenangi Hayakawa/Endo melalui pertarungan ketat 21-17, 21-19.
Kemenangan ganda pertama tersebut membuat Jepang berada di atas angin, karena pada partai-partai berikutnya pemain Jepang rata-rata berperingkat lebih tinggi dari pemain Malaysia.