Cara LDII Tangkal Penyebaran Ajaran ISIS

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 16 Agustus 2014 | 00:27 WIB
Cara LDII Tangkal Penyebaran Ajaran ISIS
Bendera serupa simbol ISIS. [Antara/Adeng Bustomi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - DPW Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII) Jawa Timur menangkal masuknya paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ke dalam lembaga dakwah mereka dengan tiga pola.

"Pola pertama adalah kami akan meningkatkan komunikasi internal dengan jamaah kami," kata Ketua DPW LDII Jatim Christianto Santoso, Jumat (15/8/2014) malam.

Di sela acara Silaturrahim Syawal 1435 H yang dihadiri Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori dan Ketua PP Muhammadiyah Prod Syafiq Mughni, ia menjelaskan pola kedua adalah meningkatkan kesejahteraan jamaah melalui program pengembangan ekonomi yang berbasis masjid.

"Pola ketiga adalah meningkatkan komunikasi eksternal dengan ormas Islam. Insya-Allah, kalau kita sering ketemu secara internal dan eksternal, maka pengaruh ISIS dapat kita mentahkan," katanya.

Namun, ia berharap penyikapan terhadap ISIS hendaknya tidak berlebihan karena justruĀ akan menyudutkan Islam.

"Karena itu, kami Jatim mendukung langkah cepat pemerintah provinsi yang tidak mengizinkan gerakan ISIS masuk Jatim," katanya dalam acara yang juga dihadiri pengurus LDII se-Jatim.

Senada dengan itu, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori menegaskan bahwa ISIS bukanlah agama, melainkan ideologi yang bersifat politis.

"Karena ideologi, maka Pemprov Jatim sudah menyikapi secara tegas dengan penolakan, karena ideologi yang bertentangan dengan Pancasila itu memang tidak cocok untuk kita, apalagi masyarakat sepertinya juga tidak tertarik dengan ISIS," katanya.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Prod Syafiq Mughni menyatakan ISIS harus disikapi secara hati-hati, karena bila berlebihan akan membuat Islam menjadi tersudut.

"Akhirnya, Islam akan dianggap sebagai agama yang suka kekerasan, padahal Islam itu merupakan agama yang proporsional antara perdamaian dan keadilan atau peace and justice," katanya.

Ia menambahkan posisi sikap Islam yang seimbang antara damai dan adil itu membuktikan bahwa perdamaian itu akan sulit terwujud tanpa adanya keadilan dan sebaliknya.

"Nabi Muhammad SAW sendiri mengidentikkan Islam dengan empat sikap yakni selalu mengucapkan salam (menyapa), suka menolong (memberi makan), suka silaturrahim (kasih sayang atau anti-kekerasan), dan suka shalat malam (ibadah)," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI