Suara.com - Perdana menteri Irak Haidar al-Abadi, Sabtu (14/9/2014) waktu setempat, mengatakan telah memerintahkan penghentian serangan ke daerah-daerah sipil. Hal itu sebagai upaya meminimalisir jumlah korban dari pihak sipil.
"Saya telah memerintahkan Angkatan Udara menghentikan penembakan ke daerah-daerah sipil, kendatipun kota-kota itu dikuasai ISIS," katanya menggunakan akronim lama negara Islam (IS).
Ia mengemukakan hal itu dalam sebuah pertemuan untuk membantu ratusan ribu warga Irak yang mengungsi akibat aksi kekerasan.
Namun ia menambahkan, usaha itu tidak mengurangi usaha pemerintah Iraq untuk menghancurkan basis ISIS.
"Tetapi pemerintah tidak akan mengurangi upaya untuk menghancurkan para anggota ISIS di manapun mereka berada," katanya.
Pada akhir Juli, kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) memperingatkan bahwa serangan-serangan udara pemerintah "menimbulkan korban jiwa penduduk sipil".
sementara itu utusan penting PBB di Irak, Nickoay Mladedenov menyambut baik pengumuman Abadi itu.
"Irak sedang menghadapi malapetaka kemanusiaan akibat para pengungsi yang meningkat jumlahnya, yang hsrus diselesaikan sesuai dengan hak-hak asasi manusia warga," katanya.
Salah satu dari partai-partai Sunni Irak, Muthaidoon juga menyambut baik tindakan Abadi, dengan mengatakan bahwa itu akan membantu penduduk di daerah-daerah Sunni melawan IS. (Antara/AFP)