Sebelum usahanya berkembang pesat, Nelly mempunyai segudang persoalan dalam memasarkan roti hasil produksinya. Masyarakat saat itu menganggap roti milik Nelly tidak sehat karena hanya tahan empat hari. Padahal, Roti Nusa Indah yang diproduksinya tidak dicampur dengan bahan-bahan tidak sehat.
Nelly tidak patah semangat karena roti hasil produksinya tidak banyak diterima di masyarakat. Ia terus mencari ide dan memberi pengetahuan kepada warga tentang roti sehat dan layak di konsumsi. Menurutnya, roti yang bertahan dalam waktu singkat merupakan roti yang bagus untuk dikonsumsi karena tidak mengandung pengawet dan bahan-bahan tidak sehat lainnya.
Usaha Nelly untuk memperkenalkan rotinya tidak sia-sia. Buktinya baru beberapa tahun usahanya berdiri, Roti Nusa Indah miliknya sudah dikenal oleh masyarakat di Aceh Besar, Banda Aceh dan sejumlah daerah lain di Aceh. Sekarang, banyak masyarakat mulai tertarik membeli roti Nelly dan menjadikannya sebagai makanan selingan saat istirahat.
Jumlah produksi roti milik Nelly pun semakin hari semakin meningkat. Kini dalam sehari ia berhasil memproduksi roti dari 80 hingga 100 sak tepung. Omzetnya pun terbilang tinggi. Dalam sehari ia mempunyai omzet mencapai Rp25 juta.
“Cukuplah untuk menggaji karyawan,” jelas Nelly.
Untuk membuat roti itu, Nelly mempunyai 50 karyawan yang bertugas di bidang produksi dan 24 karyawan di bidang pemasaran. Meski pabrik berada di Aceh Besar, namun tidak semua karyawan Nelly berasal dari Aceh Besar.
“Karyawan kita berasal dari beberapa daerah di Aceh seperti Pidie, dan Aceh Besar sudah mayoritas,” ungkap Nelly. [Alfiansyah Ocxie]