Suara.com -
Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Satpol PP diminta untuk dapat memonitor frekuensi radio yang telah dimiliki Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Sebab sistem radio itu seharga puluhan miliaran rupiah.
Hal itu dikatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam pidatonya pada Apel Siaga dalam rangka menghadapi Arus Mudik dan Arus Balik Hari Raya Idul Fitri Tahun 2015 / 1436 H, di Lapangan IRTI Monas Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2015).
"Saya berharap semua memonitor radio, monitor program qlue yang ada di Jakarta smartcity. Termasuk CCTV yang ada, tugas kita mengawasi itu. Tidak mungkin terus patroli, yang ada taruh pasukan tentu polisi bekerja dengan baik dan TNI, Satpol PP mengawasi dengan baik," kata Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ingin seluruh petugas Dishub DKI atau Satpol PP cepat tanggap mengetahui apabila ada peristiwa yang terjadi di Jakarta dengan mendengarkan sambungan radio jarak jauh. Jika hal itu dilakukan, dikatakan Ahok sangat berguna apabila ada musibah kebakaran di Ibu Kota.
"Jadi jangan sampai ada laporan tidak tahu, jangan sampai Dishub tidak pernah memonitor radio. Kita punya radio semua sama frekuensi bisa diatur. Kita habiskan puluhan miliar ini bangun sistem radio," kata Ahok.
"Harusnya begitu dengar kebakaran, kebutuhan ambulance (harus cepat), dan Dishub bisa buka jalan. Termasuk Satpol PP amankan lokasi. Karena biasanya kalau terjadi kebakaran apalagi mudik begitu listrik semua tidak baik berebut pipa harusnya Satpol PP mengamankan lokasi tersebut. termasuk mobil-mobil yang menutupi jalan," Ahok menambahkan.
Ahok mengatakan, selama ini, petugas pemadam kesulitan cepat menjangkau lokasi yang terbakar karena jalan yang dilalui terdapat banyak kendaraan warga yang diparkir sembarangan. Namun jika Dishub dan Satpol PP bisa bekerjasama maka akan saling memudahkan petugas.