Suara.com - Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, mulai dilanda kekeringan. Sulitnya sumber mata air terjadi sejak sebulan yang lalu. Bahkan, waduk yang selama ini menjadi tumpuan warga sebagai sumber pengairan juga mengalami penyusutan.
Seperti Waduk Nawangan (Giriwoyo), Songputri (Eromoko), Plumbon (Eromoko), Parangjoho (Eromoko), Kedung Uling (Eromoko), Krisak (Selogiri), dan Ngancar (Batuwarno).
Tercatat sekitar 29.233 warga di 30 desa di tujuh kecamatan Wonogiri kekurangan air bersih.
Salah seorang warga Giritontro, Narto, mengaku terpaksa patungan dengan warga lain untuk dapat membeli air bersih. Karena satu tangki air bersih harganya berkisar antara Rp70 ribu-Rp150 ribu untuk ukuran 6.000 liter.
Menurut Narto, dengan cara patungan tersebut terasa ringan. Di samping itu air bersih yang didapat juga cukup banyak, dibanding membeli air bersih sendiri.
“Satu kelompok ada empat sampai lima orang warga,” kata dia, Senin (27/7/2015).
Bupati Wonogiri Danar Rahmanto menambahkan menyusutnya sumber mata air dan volume air waduk disebabkan karena selama dua bulan terakhir di Wonogiri tidak turun hujan. Padahal, air merupakan sumber kebutuhan utama masyarakat.
Dia menyebutkan, kekeringan ini terjadi di tujuh kecamatan wilayah selatan Wonogiri Kota, yakni Kecamatan Giritontro, Pracimantoro, Paranggupito, Manyaran, Eromoko, Nguntoronadi, dan Giriwoyo.
“Kekeringan ini sudah mulai dirasakan warga sejak awal Juni lalu,” kata bupati.
Meski banyak wilayah yang dilanda kekeringan dan kurangnya air bersih, Danar mengaku akan terus mencarikan jalan keluar agar warga tidak kesulitan dalam mendapatkan air bersih.
“Suplai air bersih ini akan kita utamakan untuk daerah yang benar-benar sudah kekeringan. Seperti Paranggupito, Pracimantoro, Eromoko, Manyaran, dan Giritontro,” katanya.
Sejak kekeringan tersebut sudah 70 tangki kapasitas 6.000 liter air bersih didistribusikan ke sejumlah daerah. Namun karena sulitnya medan yang dilalui armada, pendistribusian air bersih dilakukan secara bertahap.
“Sudah lima kecamatan di Wonogiri kita lakukan pengiriman air bersih. Karena medannya sangat sulit, maka dilakukan bertahap,” tambah Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto.
Pendistribusian air bersih tersebut, lanjut Bambang, dilakukan dengan melibatkan beberapa instansi lain, seperti Palang Merah Indonesia dan Perusahaan Daerah Air Minum Wonogiri.(Labib Zamani)