Jokowi Makan Siang dengan Tukang Beras di Istana

Senin, 28 September 2015 | 14:51 WIB
Jokowi Makan Siang dengan Tukang Beras di Istana
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulteng, Jumat malam (18/9) [Antara].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com -
Presiden Joko Widodo mengajak makan siang bersama sekitar 50 pemilik penggilingan padi, pedagang dan pengusaha beras di Istana Negara, Senin (28/9/2015). Ada permintaan khusus Jokowi di sana.

Selain bersama presiden, para pedagang beras itu juga makan siang bersama para menteri Kabinet Kerja. Di antaranya Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Dirut Bulog Djarot Kusumayakti.

Dalam pertemuan itu, Presiden meminta para pengusaha dan pedagang beras tidak mempermainkan harga untuk mengambil untung besar sehingga memberatkan masyarakat.

"Saya ingin petaninya untung, penggilingan pada juga untung, pedagang beras untung, pengusaha untung. Masyarakat juga diuntungkan. Semua harus pada posisi ini, tidak hanya diuntungkan satu, yang satu dirugikan," kata Presiden.

Jokowi mengaku memanttau harga beras secara harian. Karena dirinya akan langsung melakukan tindakan jika terjadi lonjakan harga.

"Saya juga mantan pengusaha, ngertilah 'cara mainnya' seperti apa. Dan melakukan apa. Saya dengan (pedagang) di Cipinang (Jakarta) kenal semua. Artinya sudah terbuka. Jangan saling merugikan," pesan Presiden.

Jokowi mengingatkan Indonesia dapat menjadi swasembada pangan. Sehingga harus didukung oleh semua pihak. Yakni petani, pengusaha pengilingan, pedagang dan pengusaha beras.

"Sudah sampaikan kepada petani tugasnya adalah berproduksi terus. Bulog harus membeli semuanya. Tidak ada alasan gudangnya penuh," katanya.

Presiden juga menyinggung saat ini Bulog tidak memiliki cadangan pangan karena masalah gudang yang dimiliki tidak bisa menampung seluruh hasil pertanian. Presiden meminta Bulog memiliki cadangan yang cukup untuk mengatasi kelangkaan pangan di Indonesia, seperti negara lainnya.

"Stok cadangan beras kita itu terlalu kecil dibanding dengan negara lain. Cina (Tiongkok) berapa stoknya? 40 juta ton, Filipina 2,5 juta ton padahal penduduknya 90-an juta," ungkapnya.

Artinya, lanjut Jokowi, Bulog paling tidak stoknya harus di atas 10 juta ton. Presiden yakin Bulog mampu jika memiliki gudang yang cukup sehingga bisa menampung semua produksi petani dan bahkan bisa impor. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI