Suara.com - Rabu (6/1/2016) di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, Wayan Mirna Salihin (27) sebenarnya sudah curiga ada sesuatu yang tidak beres di dalam es kopi Vietnam yang baru saja diseruputnya.
"Oh my god. It's awfull, it's so bad," kata Mirna ketika itu.
Lalu Hani, teman Mirna, mencium dan sedikit mencicipinya. Benar, dia langsung merasa kebas.
Tak lama setelah itu, Mirna kejang dan ambruk. Klinik kesehatan Grand Indonesia tak bisa menangani. Lalu dia dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, dan meninggal di sana.
Di meja nomor 54 itu, selain Mirna dan Hani, ada Jessica Kumala Wongso (27). Jessica adalah orang yang memesan kopi yang diminum Mirna.
Kenapa ketika itu dia tidak mau mencicipi kopi setelah Mirna bereaksi tidak enak?
"Soalnya saya sakit maag di lambung. dan saya diperingati masnya soalnya kopinya kuat banget jadi tidak saya coba," kata Jessica usai menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (20/1/2016) malam.
Ketika ditanya apakah ketika itu mengetahui ada sianida dalam es kopi yang diminum Mirna, Jessica mengaku tidak tahu.
"Saya tidak tahu," katanya.
Belakangan, ketika ditanya wartawan, Jessica bilang sebenarnya dia dan Mirna sama-sama penikmat kopi.
"Iya kita semua doyan minum kopi," kata dia.
Jessica mengakui kalau selama belajar di Billy Blue College of Design, Sidney, Australia, sering pergi ke kafe bareng Hani dan Mirna.
"Teman kuliah, waktu di sana belajar sama-sama pergi makan kafe," kata Jessica.
Setelah lama bekerja di Australia, Jessica pulang ke Indonesia pada Desember 2015. Untuk mengobati rindu, tiga perempuan itu janjian di kafe Olivier.
Polisi memastikan kopi Mirna mengandung racun sianida seberat sekitar tiga gram. Sampai sekarang belum tahu siapa yang menaburkannya dan apa motifnya.