Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2016 akan fokus di 136 Kabupaten / Kota di Indonesia yang dapat berpotensi terjadi bencana. BNPB menargetkan jumlah daerah rawan bencana akan turun.
"Itu tersebar di seluruh Indonesia. Memang ada di Jawa, Sumatera semua merata. Di pusat pusat pertumbuhan ekonomi, jadi memang tersebar," ujar Kepala BNPB Willem Rampangilei usai pembukaan Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2016 di Hotel Bidakara Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2016).
"Jadi kalau kita bicara rawan bencana ada suatu daerah rawan bencana terhadap banjir dan longsor. Ada suatu daerah yang rawan tsunami, kebakaran dan lain sebagainya," sambung Willem.
Walaupun BNPB akan fokus di 136 kabupaten/ kota yang berpotensi terkena bencana, Willem memastikan bukan berarti pihaknya tak menangani bencana diluar 136 kabupaten atau kota tersebut.
"Jadi prioritasnya memang 136 kabupaten dan kota yang teridentifikasi sebagai daerah yang rawan bencana. Tentunya ini disesuaikan dengan sumber daya yang ada," katanya.
BNPB menargetkan dapat menurunkan resiko bencana di 136 kabupaten dan kota. Hal ini sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
"Tadi perintah presiden jelas yang disampaikan bapak Menko, harus diturunkan sampai pada indeks yang aman. Jadi kira-kiranya begini, kalau dipersentasikan kita harus mampu menurunkan sampe 30 persen," kata dia.
"Kita punya waktu tiga tahun yang efektif untuk menurunkan itu. Perkiraan kasar saja kita akan menurnkan 30 persen indeks resiko bencana di 136 kabupaten kota," jelas Willem.