Warga Jakarta Anggap Ahmad Dhani Cuma Buat Ramai-ramai Pilkada

Rabu, 09 Maret 2016 | 13:15 WIB
Warga Jakarta Anggap Ahmad Dhani Cuma Buat Ramai-ramai Pilkada
Musisi Ahmad Dhani menyambangi pemukiman warga di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (6/4/2016) malam. [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Musisi yang selama ini dekat dengan Partai Gerindra dan PKB, Ahmad Dhani, menginginkan kursi gubernur Jakarta. Berbagai persiapan untuk mengikuti Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 sedang dia lakukan.
 
Bagi warga Jakarta, modal popularitas tak cukup untuk memimpin Jakarta dengan baik. Pemimpin harus punya pengalaman matang karena masalah Ibu Kota kompleks.
 
"Kalau yang lain saya kurang paham. Ahmad Dhani paling cuma buat ngarame-ramein saja," kata warga Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, bernama Teguh (35), kepada Suara.com, Rabu (9/3/2016).
 
Dia pesimistis pentolan band Dewa 19 itu akan dipilih mayoritas warga Jakarta.
 
Menurut Teguh, bekas suami Maya Estianti itu kalau seandainya jadi gubernur nanti malah akan memperburuk  kinerja pemerintah, mengingat Dhani tidak punya pengalaman di bidang pemerintahan.
 
"Tapi dia paham nggak sistem birokrasi kita? Harusnya adaptasi dulu. Dia kan nggak pernah masuk partai atau birokrasi di pemerintahan," kata Teguh.
 
"Dia mungkin tahu sedikit, tapi secara teknisnya bagaimana?harus paham struktur organisasi di pemerintahan," Teguh menambahkan.
 
Warga Jakarta lainnya, Fahmi (28), mengatakan belum pernah mendengar program Dhani sebagai calon pemimpin Jakarta.
 
Fahmi memuji, tetapi memuji dalam konteks mengelola artis yang tergabung dalam Republik Cinta Manajemen. 
 
"Nggak jelas, programnya juga saya nggak tahu. Individualnya sih bagus, kemampuan buat ngatur orang-orang di dunia artisnya," kata Fahmi. 
 
Dhani sedang bergerak. Minggu (6/3/2016) lalu, dia sosialisasi di Penjaringan, Jakarta Utara. Di kawasan padat penduduk, Dhani mengenalkan diri sebagai bakal calon gubernur.  Sebelumnya, dia juga mendatangi kawasan Kalijodo, sebelum ditutup pemerintah.
 
Dhani mencium opini untuk menggiring agar masyarakat Jakarta memperhatikan track record-nya. Untuk menangkis opini itu, dia memplesetekan jadi preketek.
 
Di kota kelahiran Dhani, Surabaya, Jawa Timur, kata preketek sering dipakai orang untuk mengatakan sesuatu yang remeh atau tidak penting. Tapi, dalam konteks track record tadi, Dhani memakai kata preketek karena bila diucapkan kedengarannya mirip dengan track record.

Suara.com - "Ya pro kontra terserah, nggak apa-apa, Karena mirip track record ya mirip, track record, preketek. Mirip," kata Dhani saat menyambangi warga di Kapuk Muara, Penjaringan.

"Yang jelas ya saya kan menengarai ada kampanye bahwa untuk menjadi gubernur itu harus punya track record. Preketek Bahasa Jawa," kata dia.

Dhani tetap percaya diri untuk maju. Dia mengatakan telah mendapatkan amanah dari Partai Kebangkitan Bangsa untuk turut serta dalam bursa calon gubernur Jakarta.

Dhani mengaku bisa membereskan supir angkot ugal-ugalan dalam waktu seminggu.

"Dalam waktu seminggu, Jakarta tak akan bermasalah dengan supir yang ugal-ugalan, parkir sembarangan, berhenti sembarangan, ngetem sembarangan itu hal kecil yang gampang dilakukan," kata dia.

Dhani juga mengaku sudah menyiapkan satuan tugas untuk menangani permasalahan kemacetan.

"Penanganan macet juga. Saya siapkan satgas untuk macet. Selama ini kan macet dibiarkan saja," kata dia.

Untuk penanganan masalah lalu lintas jangka panjang, Dhani mengatakan nanti akan membangun jembatan layang non tol.

"Salah satu program saya fly over all over Jakarta. Tapi programnya 10 tahun itu. Yang lain lagi, zero growth terhadap jumlah kendaraan pribadi. Kalau udah punya mobil, nggak boleh beli mobil lagi," katanya.

Masalah banjir juga jadi perhatian Dhani. Dia mengatakan akan mendatangkan ahli air dari Belanda untuk membantu memecahkan permasalahan banjir di Jakarta.

"Menyerahkan pada ahlinya, mungkin tenaga ahli Belanda," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI