Suara.com - Salah satu pelaku bom bunuh diri di Brussels, Ibrahim El Bakraoui, ternyata pernah ditangkap oleh pihak berwenang Turki pada Juni 2015, kemudian dideportasi ke Belgia, menurut keterangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan mengatakan, Ibrahim ditangkap di Gaziantep di selatan Turki dekat perbatasan Suriah pada musim panas tahun lalu.
Dia mengatakan otoritas Belgia telah gagal untuk mengkonfirmasi tersangka jaringan teroris "meskipun peringatan kami bahwa dia pejuang asing".
Ibrahim telah menewaskan 14 orang dan melukai yang lainnya setelah rompi bom yang dikenakannya meledak di terminal bandara Brussels pada Selasa (23/3/2016) pukul 08.00 pagi waktu setempat.
Kepala kejaksaan Belgia juga mengatakan bahwa Ibrahim meninggalkan catatan sebelum meledakkan diri. Dalam catatan itu tertulis Ibrahim tak ingin dipenjara seperti temannya, Salah Abdeslam, dalang serangan di Paris bulan November 2015.
"Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saya sedang terburu-buru. Saya dalam pelarian. Orang mencari saya di mana-mana. Dan jika saya menyerahkan diri kemudian saya akan berakhir di penjara," kata Ibrahim.
Selain catatan, petugas juga menemukan bahan peledak rakitan 15 kg, AK-47 dan sebuah bendera ISIS di tempat persembunyiannya.
Sementara itu, Najim Laacharoui ahli pembuat bom yang terekam kamera CCTV, yang mengenakan jas putih, masih terus menghindari sergapan pasukan khusus menyusul serangan mematikan hingga menewaskan 34 orang.
Kepala jaksa Belgia mengkonfirmasi bahwa Najim "masih buron" setelah media Belgia melaporkan Najim telah ditangkap hidup-hidup oleh tim SWAT di pinggiran kota Anderlecht. (Daily Mail)