Suara.com - Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur akan membangun Pusat Riset Komodo. Pembangunan ini untuk kepentingan pendidikan dan penelitian membangun pusat riset khusus tentang binatang purba Komodo (veranus komodoensis).
Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong menjelaskan Pusat Riset Komodo (Komodo Research Center) ini akan meneliti seluruh aspek yang berhubungan dengan satwa langka ini baik sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai pusat wisata penelitian.
Salah satu dasar pemikiran dibangunnya Pusat Riset Komodo di Labuan Bajo itu adalah untuk lebih mendalam melakukan pengkajian terhadap binatang purba itu dan disebarluaskannya kepada publik untuk diketahui.
"Hampir semua kita belum tahu banyak aspek tentang komodo. Kalau komodo sakit, sakitnya apa lalu obatnya apa dan lainnya tanpa harus mengandalkan petugas lapangan di Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo," katanya di Manggarai Barat, Senin (11/4/2016).
Menurutnya, pengetahuan mengenai komodo sangat berguna bagi ilmu pengetahuan dan dapat dikembangkan menjadi wisata pendidikan. Pusat Riset Komodo (PusrisKom) ini antara lain akan melakukan riset mengenai genetika, anatomi hingga aspek fisiologi.
"Komodo itu rentan terhadap apa, karena berkaitan dengan ekosistem dan makanan," katanya.
Jika komodo memangsa hewan liar atau hewan yang diberikan kepada komodo dalam atraksi, seorang pun belum mengetahui mangsa komodo mengidap antrax atau penyakit lainnya. Apakah komodo rentan terhadap penyakit tersebut, belum ada penelitian.
Persoalan lain ialah aspek sosioantropologi, yakni hubungan komodo dan manusia. Terkait aspek ini, Maria mengatakan wisatawan asing yang berkunjung ke Komodo menggunakan kapal pesiar, akan membawa dampak terhadap Komodo.
Menurut Maria Geong, komodo telah terkenal dan sukses sebagai habitat naga dunia yang masih tersisa sehingga perlu dilestarikan melalui riset mendalam dengan solusi dan langkah kelestariannya.
Sebab, menurut dia, dengan lestarinya komodo akan menunjukkan tetap terjaganya kehidupan darat dan laut dari perubahan iklim yang luar biasa. Apalagi, katanya, komodo telah ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia sehingga adanya PusrisKom akan merupakan awal bagi pemerintah dan masyarakat NTT untuk mempertahankan kelestarian hewan purbakala itu dari ancaman kepunahan.
Komodo sebagai salah satu warisan purbakala yang masih ada di dunia dan hewan ini diyakini sudah ada sejak 40 juta tahun lalu dan diduga kuat merupakan naga yang pernah ada di bumi ini, telah menjadi keajaiban dunia, sehingga harus mempertahankan kelestariannya.
Saat ini, lanjut dia, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT terus berbenah setelah ditetapkan sebagai destinasi utama nasional dan internasional untuk menyambut kedatangan wisatawan mancanegara.
"Kami tengah berbenah terutama di Labuan Bajo ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat yang miliki ikon internasional Komodo menyambut kedatangan wisatawan pascaditetapkan sebagai satu dari 10 destinasi utama pariwisata Indonesia bahkan internasional, namun tidak juga melupakan bagaiaman Komodo harus dilestarikan" katanya.
Pembenahan yang paling utama saat ini adalah rehab dan peningkatan infrastruktur seperti status jalan dan jembatan serta pelabuhan yang mendukung pengembangan sektor pariwisata di Labuan Bajo dengan Komodonya, Ende dengan Danau Kelimutunya, Alor wisata snorkling, Larantuka di Flores Timur dengan wisata Rohaninya Samana Santa dan Lembata ikan pausnya serta masih banyak lagi destinasi lainnya. (Antara)