Nyaris Naik EgyptAir Nahas, Lelaki Batal Terbang di Menit Akhir

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 21 Mei 2016 | 21:26 WIB
Nyaris Naik EgyptAir Nahas, Lelaki Batal Terbang di Menit Akhir
Pesawat terbank milik maskapai penerbangan EgyptAir dari Mesir. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang warga Inggris yang hampir saja terbang bersama pesawat EgyptAir MS804 mengungkapkan kisahnya. Karena perubahan rencana di menit-menit akhir, ia batal terbang bersama pesawat nahas yang jatuh ke Laut Mediterania, Kamis 19 Mei 2016 lalu.

Ian Phillips, si lelaki Inggris, bekerja sebagai kuris untuk sebuah perusahaan pengiriman surat bernama CMS Network. Phillips bertugas mengantarkan dokumen-dokumen amat penting dengan tangannya sendiri ke tempat tujuan.

Rabu pagi, Phillips mendapat telepon dari seseorang yang menawarinya pekerjaan, di mana ia harus terbang ke Kairo, Mesir.

"Saya sudah melakukan pekerjaan ini selama empat setengah tahun," kata Phillips kepada Newsweek.

Ia kemudian menerima tawaran tersebut. Ia lalu mempersiapkan paspor dan berkemas.

"Kemudian, ketika saya pulang (ke rumahnya) saya mendapat telepon dari bos saya yang mengatakan pekerjaan saya dibatalkan... Jika saja mereka jadi memberikan pekerjaan itu, tentu saya sudah ada di atas pesawat itu. Mereka berencana menerbangkan saya dari London ke Paris pada saat waktu makan siang dan kemudian saya akan mengejar penerbangan malam dari Paris ke Kairo," terang Phillips panjang lebar.

Phillips menyampaikan empatinya kepada mereka yang ada di atas pesawat nahas tersebut.

Pada laman Facebooknya, lelaki berusia 48 tahun itu mengungkapkan kelegaannya karena pekerjaannya dibatalkan di menit-menit terakhir.

Sementara itu, nasib seorang lelaki Prancis tak sebaik Phillips. Pascal Hess, si lelaki Prancis, juga hampir saja batal naik pesawat tersebut setelah kehilangan paspornya. Namun, akhirnya ia berhasil naik pesawat tersebut.

Pascal diyakini sebagai satu dari 15 warga negara Prancis yang ikut pesawat terfsebut. Surat kabar Prancis La Depeche menulis, Pascal tidak tidur selama berhari-hari sebelum terbang karena memikirkan paspornya yang hilang.

REKOMENDASI

TERKINI