Suara.com - Kepala Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan sekitar 80 persen kader PDI Perjuangan menolak Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maju lagi bursa pilkada periode 2017-2022.
"Teman-teman khususnya di pengurus partai menagih janjinya Pak Jokowi dan Ahok ketika pilkada 2012 lalu," ujar Gembong di kantor DPD PDIP DKI, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (31/7/2016).
Salah satu janji yang dinilai diingkari Ahok ialah tidak akan melakukan penertiban pemukiman warga atau penggusuran.
Janji tersebut, kata Gembong, disampaikan Jokowi dan Ahok menjelang pilkada tahun 2012.
"Kan janji beliau berdua akan menata Jakarta, tapi tidak melakukan penggusuran. Tapi akhir-akhir ini penggusuran dimana-mana itu yang ditagih teman-teman," kata Gembong.
"Artinya berpihakan Pak Jokowi dan Ahok sangat berbeda," Gembong menambahkan.
Kepemimpinan Ahok dinilai berbeda jauh dengan Jokowi sewaktu masih menjadi gubernur. Jokowi dinilai selalu mengedepankan kebijakan-kebijakan pro rakyat.
"Dulu Jokowi melakukan pendekatan secara persuasif, kan Pak Ahok beda. Walaupun kita pahami style pemimpin beda-beda," kata Gembong. "Tapi rakyat menghendaki apa yang dilakukan Pak Jokowi dulu ditiru penerusnya," kata dia.