Suara.com - Demonstrasi menyikapi kebijakan PT Gojek Indonesia (GI) menurunkan tarif perkilometer dari Rp2.500 menjadi Rp2.000 ratusan pengendara Gojek di halaman Gedung DPRD Surabaya, Kamis (18/8/2016) berakhir ricuh.
Demonstrasi Gojek di depan gedung dewan semula berjalan lancar dan tertib. Namun demonstrasi menjadi ricuh lantaran kesal melihat sejumlah teman seperjuangannya yang masih bekerja. Sedangkan lainnya demonstrasi dengan tidak beroperasi.
Pada saat demo berlangsung, sejumlah pengendara Gojek melihat ada dua temannya yang beroperasi dengan melewati jalan di depan Gedung DPRD Surabaya. Mendapati hal itu, mereka langsung menghentikanya. Setelah itu, mereka memukuli dua pengendara Gojek.
Dua orang yang dihajar ini sempat berontak, namun massa Gojek yang menghakimi lebih banyak.
"Saya salahnya apa, tadi saya ikut kumpul di Jalan Tidar (Tempat Kantor Cabang Gojek Surabaya) untuk ikut demo. Kenapa saya dipukul?" kata pengendara dan korban pemukulan yang enggan disebut namanya.
Aksi tersebut tidak berlangsung lama karena polisi berhasil mengamankan dua orang yang dihakimi massa. Setelah itu, keduanya diamankan ke lokasi yang aman.
Koordinator pengendara gojek Handoko mengatakan aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap sikap PT GI yang menurunkan tarif per Kilometer (Km) dari Rp2.500 menjadi Rp2.000.
"Kami merasa dirugikan dengan kebijakan baru ini. Pendapatan kami semakin menurun," katanya.
Dia menjelaskan perkilometer Rp2.000 itu tidak cukup untuk operasional setiap hari, apalagi untuk kebutuhan pribadi dan keluarga. Menurutnya, untuk membeli rokok dan makan pun kurang.
"Belum lagi nanti bensin dan perawatan ikut siapa. Toh perusahaan juga tidak memberikan fasilitas selama ini," katanya.