Suara.com - Lagi, lagi dan lagi. Ketika hujan deras mengguyur kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2016) sore, membuat sejumlah kawasan di Jakarta Selatan kebanjiran. Salah satunya terjadi di kawasan RW 06 Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Hujan hanya mengguyur lebih dari 1 jam. Namun membuat pemukiman warga banjir hingga setinggi pinggang orang dewasa.
Abi, warga Cipete Utara mengatakan banjir di kawasan Kemang tersebut tidak terlepas dari adanya bangunan Kemang Village. Luapan air sudah mulai memasuki rumah warga sekitar pukul 19.00 WIB.
"Baru juga hujan sebentar, sudah banjir besar. Kemang Village harus segera diaudit. Luapan kali Krukut terbatas karena kali tersebut dibatasi oleh tembok kawasan Kemang Village setinggi 5 meter," ujar Abi, Rabu (7/9/2016) malam.
Abi menerangkan, walaupun Kemang Village memiliki bak penampung air, namun warga setempat tetap tidak yakin dengan fungsi bak penampung tersebut mampu menampung luapan air sungai.
"Apa mungkin mereka mau buka pintu airnya ketika warga kebanjiran? Seberapa besar sih daya tampungnya?" kata dia.
Dikawasan Kemang Village, tepatanya di dekat pintu air terdapat plang bertuliskan "jadwal simulasi buka tutup pintu air. Dalam tulisan tersebut menerangkan pintu air akan dibuka tutup sebulan satu kali, semisal setiap tanggal 15 April, dan 15 Mei.
"Cukup aneh menurut saya. Warna air di Kali Kerukut itu coklat. Tapi kenapa di bak penampungan Lippo Mall itu warnanya beda?!
Artinya apa? sirkulasi airnya tidak jalan," kata dia.
"Cuma dibuka sebulan 1 kali? Ya nggak bakal ngaruh kalau nggak dibuka saat kali kerukut meluap. Dulunya Kemang itu wilayah resapan air, banyak lapangan bola, danau dan sawah. Kini jadi beton," Abi menambahkan.
Warga berharap, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengaudit peruntukan bangunan di Kemang Village yang memasang tembok pembatas setinggi sekitar 5 meter.