Perintah Tembak Kaki Perusuh Pilkada DKI Bisa Picu Masalah Baru

Minggu, 30 Oktober 2016 | 13:50 WIB
Perintah Tembak Kaki Perusuh Pilkada DKI Bisa Picu Masalah Baru
Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) M. Iriawan [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Baca 10 detik

Suara.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane menilai instruksi Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan kepada anggota agar menembak kaki perusuh jelang pilkada Jakarta justru bisa menimbulkan ketegangan baru di tengah masyarakat.

"Pempublikasian tembak di tempat hanya memicu kegaduhan dan kontroversial yang bisa merugikan Polri," kata Neta, Minggu (30/10/2016).

Menurut dia seharusnya Iriawan tidak mempublikasikan instruksi semacam itu. Perintah tembak ditempat, menurut Neta, bisa menciderai integritas Polri di mata masyarakat.

"Polisi memang diijinkan undang-undang untuk melepaskan tembakan atau menembak pelaku kejahatan. Dan penembakan itu ada SOP (standar operasional prosedur)- nya. Seharusnya Kapolda Metro atau pejabat polisi lainnya tidak perlu mempublikasikan aksi tembak di tempat. Sebab semua anggota polri sudah paham SOP-nya," katanya.

Neta berharap instruksi tersebut bukan untuk kepentingan mencari popularitas.

"Jangan sampai hanya karena hendak mencari popularitas dengan mempublikasikan tembak di tempat justru institusi Polri menjadi rugi dan menjadi bulan-bulanan termasuk dari institusi lain," kata dia.

Tujuan Kapolda memerintahkan tembak ditempat ialah agar membuat mereka yang ingin menciptakan keributan berpikir ulang.

"Kami tidak segan bersikap tegas, untuk siapa saja yang membuat onar (pilkada Jakarta), petugas harus berani untuk menembak dari pantat ke bawah," kata Iriawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2016).

Kapolda meminta anak buahnya berani bertindak.

"Ya, kalau tidak berani ukur saja lingkar pinggang kalian (petugas), lalu buat rok," ujar Iriawan.

Instruksi tersebut dilatari adanya indikasi tindakan provokatif menjelang pilkada.

"Seperti contoh, ada kejadian coretan lambang salib di tembok masjid, itu kami gerak cepat langsung koordinasi dengan Pangdam Jaya dan terus lakukan patroli rutin," ujar Iriawan.

Iriawan yakin masyarakat Jakarta tak terpancing provokasi.

"Masyarakat Jakarta adalah masyarakat yang majemuk berbagai suku dan bangsa semua agama ada di sini. Namun demikian masyarakat Jakarta adalah masyarakat yang pintar sehingga kita tahu berbagai lokasi yang ada di media sosial hampir tidak berpengaruh," kata Iriawan.

"Saya mengimbau kepada provokator - provokator berhentilah, karena percuma masyarakat sudah pintar, tahu mana yang baik dan mana yang buruk mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak," Kapolda menambahkan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI