Versi LSI, Elektabilitas Ahok Terus Turun

Kamis, 10 November 2016 | 15:05 WIB
Versi LSI, Elektabilitas Ahok Terus Turun
Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat berkunjung di salah satu toko kue di Jalan Kebon Jahe, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]

Suara.com - Lingkaran Survei Indonesia atau LSI mencatat, sedikitnya ada empat penyebab tren penurunan elektabilitas yang dialami oleh pasangan inkumben, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI 2017 mendatang.

Menurut Peneliti Senior LSI Adjie Alfaraby, pertama adalah efek surat Al Maidah yang menjadi buah bibir masyarakat luas karena Ahok dianggap telah melakukan penistaan terhadap agama.

"Karenan kasus ini telah menyorot perhatian masyarajat di Jakarta. Ada 89,30 persen masyarakat yang mengetaui kejadian ini. Dan 73,20 persen menyatakan bahawa Ahok telah melakukan penistaan agama," kata Adjie dalam konferensi persnya di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (10/11/2016).

Kedua, lanjut Adjie, resistensi pemimpin beda agama yang semakin tinggi. Karena, bertambahnya pemilih muslim yang tidak akan memilih pemimpin yang beda agama. Saat ini, pemilih muslim yang tidak bersedia dimpimpin gubernur yang non muslim sebesar 63,4 persen.

"Angka ini mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yang hanya 55,6 persen," katanya.

Ketiga, Masyarakat juga kecewa dengan kebijakan penggusuran yang tidak mengedepankan sikap dialogis. Padahal, gubernur pendahulunya, Joko Widodo, selalu melakukan dialogis ke warga sebelum digusur.

"Kerap marah-marah di publik ini juga menjadi sorotan masyarakat. Ternyata membuat masyarakat menjadi todak tertarik kepada Ahok," ungkapnya.

Keempat, masyarakat membutuhkan figur baru yang lebih segar dan muda. Apalagi dengan munculnya pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uni dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Kedua pasangan itu dianggap bersih dari korupsi dan bisa memimpin Jakarta.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI