"Jadi itu yang kami ingin mengingatkan saudara-saudara kita yang muslim. Agar mereka kembali kepada Islam yang benar. Jangan mendukung penoda agama ini intinya (pemasangan spanduk)," ujar Yayat.
Yayat meminta masyarakat jangan mengait-ngaitkan pesan spanduk tersebut dengan kepentingan Pilkada DKI Jakarta.
"Bukan, nggak ada urusan Pilkada. Kami di sini sosialisasikan, kami ikut gerakan dalam rangka membela Islam, ulama, dan terkait (Surat) Al Maidah ayat 51. Ini kan dinistakan oleh pejabat yang kebetulan menjadi gubernur dan menjadi peserta pilkada," ujar Yayat.
Namun begitu, Yayat mengakui pesan spanduk tersebut ditujukan kepada warga yang terang-terangan mendukung calon gubernur petahana yang kini berstatus terdakwa perkara dugaan penodaan agama. Calon itu tak lain adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
"Yaitu mereka yang terang-terangan mendukung salah satu penoda agama ini secara arogan. Ini secara terang-terangan lho ya. Kalau yang sembunyi-sembunyi, diam-diam, kalau seandainya mereka meninggal dan di bawa ke sini ya kita Salat-in karena kan kita nggak tahu. Itu untuk yang mereka terang-terangan ya. Kalau dia non muslim, ya kami nggak ada urusan," kata Yayat.
"Itu jadi kalau yang muslim kami ingin mengingatkan kembali. Yang muslim, jangan sampai ayat ini (Ayat 84 Surat At-Taubah ) berlaku pada Anda, walau kondisinya lagi nggak pas. Kondisinya mendekati pilkada jadi pada dikait-kaitin ke Pilkada," Yayat menambahkan.