Menelusuri Cerita Kalijodo Dulu dan Sekarang

Kamis, 04 Mei 2017 | 15:14 WIB
Menelusuri Cerita Kalijodo Dulu dan Sekarang
Taman Kalijodo. (suara.com/Nisa Lutfiana )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di sepanjang sungai, kursi dan sofa bekas penggusuran masih bertumpuk. Penggusuran oleh Pemerintah DKI Jakarta atas kawasan ini telah terjadi sebanyak 3 kali. Berdasarkan  buku  'Geger Kalijodo' yang ditulis oleh Khrisna Murti, penggusuran  pertama kali terjadi pada 25 Januari 2002, dan penggusuran yang kedua terjadi pada Maret 2003.  Terakhir penggusuran dilakukan Tahun 2016 lalu saat Ahok berkuasa.

Peristiwa penggusuran yang terjadi menjadi peristiwa. Ipul (29) tak ingin mengigat penggusuran itu.

“Ya kalau masalah itu sih, saya nggak bisa cerita,” katanya sambil duduk di kawasan Taman Kalijodo.

Sekarang, Kalijodo sudah berubah. Lokalisasi menjadi taman yang berisi banyak fasilitas olahraga dan tempat bersantai. Kini namanya, RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Kalijodo.

Pujasera dan  tenda putih Sarnafil yang digunakan untuk bazar mengisi ruang ramah lingkungan ini, menyediakan aneka makanan dan minuman untuk para pengunjung. Tidak hanya itu, hiburan untuk keluarga, seperti berkeliling taman menggunakan mobil-mobilan, becak, dan sepeda juga tersedia. Wahana bermain pun terletak di beberapa titik, ramai dengan teriakan gembira anak-anak.

Berubah wajah menjadi taman, Kalijodo diharapkan menjadi tempat wisata baru bagi warga. Pada lahan yang diapit oleh dua sungai, yaitu Kali Angke dan Kanal Banjir Barat tersebut dibangun RPTRA dan RTH.

Sekarang Kalijodo berubah wajah menjadi RPTRA seluas 5.489 meter persegi. Berbagai fasilitas disediakan mulai dari kamar mandi, perpustakaan buku anak-anak, ruang PKK, dan tempat berteduh. Bahkan ada juga ruang laktasi khusus tempat ibu menyusui. (Nisa Lutfiana/ Michella Tiscilla)

Baca Juga: Semarak Pesta Pendidikan 2017 di Kalijodo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI